PEKANBARU, riaueditor.com - Seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatraensis) berjenis kelamin jantan ditemukan mati di dalam areal hutan tanaman industri (HTI) konsesi PT Arara Abadi Distrik Duri II. Bangkai gajah tersebut ditemukan dalam kondisi kepala terpengkal oleh pekerja di lapangan.
Kepala Bidang KSDA Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sutmantoro dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (19/11/2019) menjelaskan, informasi kematian satwa dilindungi tersebut diterima oleh Balai Besar KSDA Riau dari bapak Yuyu (PT. Arara Abadi Sinarmas Group) pada tanggal 18 November 2019 pukul 11.45 WIB pada petak SBAD 401 B-01 Koordinat ( 1°74`- 101°27` 15, 23.5 m.258") di Distrik Duri II konsesi PT. Arara Abadi Desa Tasik Serai, Kec. Talang Mandau, Kab. Bengkalis.
Bangkai Gajah pertama kali dilaporkan oleh pengawas tebang setelah menerima informasi dari tenaga kerja tebang bahwa ada bau menyengat. Saat dilakukan pengecekan ternyata sumbernya adalah bangkai Gajah yang tergeletak.
Tanpa menunggu lama, Balai Besar KSDA Riau menurunkan tim medis yang terdiri dari dokter hewan dan pawang Gajah untuk melakukan pemeriksaan secara detail (neukropsi).
Balai Besar KSDA Riau juga berkoordinasi dengan Balai Penegakan Hukum LHK Wilayah Sumatera yang juga langsung menurunkan Timnya untuk melakukan pengumpulan bahan dan keterangan terkait kematian satwa dilindungi tersebut, terang Heru.
Dari hasil Neukropsi yang dilakukan tim medis Balai Besar KSDA Riau terhadap bangkai Gajah menerangkan bahwa Gajah jantan yang mati tersebut berumur 40 tahun. Masuk dalam subpopulasi (kelompok) Gajah Giam Siak Kecil.
Dijelaskan drh Rini Deswita yang memimpin tim medis BBKSDA Riau dalam rekaman video mengatakan, tidak ditemukan tanda-tanda keracunan dan bekas jerat, namun Kondisi kepala Gajah sudah terpenggal dari pangkal belalai dimana belalai terpisah dari tubuh dengan jarak satu meter.
"Diperkirakan hewan dilindungi tersebut mati sejak enam hari lalu," ujarnya.
Dugaan sementara Gajah mati karena perburuan dengan pemotongan kepala untuk pengambilan gading, namun pada saat pemeriksaan tidak ditemukan proyektil peluru, ungkap Heru Sutmantoro. (har)