Viral Guru Honorer Jadi Pemulung Usai Mengajar, Untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Redaksi Redaksi
Viral Guru Honorer Jadi Pemulung Usai Mengajar, Untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari
Alvi, guru honorer yang mulung setelah usai mengajar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.(Foto: Ist)

PEKANBARU - Viral di media sosial video seorang guru honorer yang juga sebagai pemulung selepas mengajar. Alvi, demikian nama guru itu disebutkan, telah mengajar selama 36 tahun.

"Berjuang demi anak bangsa, namun masih harus berjuang di jalan demi menyambung hidup" demikian caption yang dikutip dari salah satu akun tiktok yang mengunggah video tersebut, Ahad (6/10/2024).

Alvi terpaksa menjadi seorang pemulung setelah mengajar, karena penghasilannya sebagai honorer tak cukup untuk menyambung hidup.

Tak jarang Alvi bertemu muridnya saat sedang memulung. Namun mereka masih menegur Alvi. Pada video itu, tampak juga murid menghampiri dan mencium tangan Alvi saat ia memulung.

Dikutip dari sukabumiupdate, Alvi Noviardi yang telah berusia 56 tahun ini adalah warga Kampung Bantar Muncang RT 03/07 Desa Sekarwangi, Kabupaten Sukabumi. Dia mengajar di MA Riyadlul Jannah dan MTSS Hidayatul Islamiyah, Kota Sukabumi. DIA adalah seorang uru IPS.

Alvi memulung setelah mengajar untuk membiayai hidup sehari-hari dan dua anaknya. Sebagai guru honorer, Alvi mendapat upah hanya Rp10 ribu per jam atau Rp120 ribu per bulan.

Alvi merupakan lulusan STKIP PGRI Sukabumi tahun 1995. Usai memberikan pelajaran terhadap murid-muridnya, Alvi biasanya mengeluarkan sebuah karung yang ada di dalam tasnya, lalu dia berjalan kaki sambil mencari barang bekas yang ada di pinggiran jalan mau pun tempat-tempat sampah.

Usai memberikan pelajaran terhadap murid-muridnya, Alvi biasanya mengeluarkan sebuah karung yang ada di dalam tasnya, lalu dia berjalan kaki sambil mencari barang bekas yang ada di pinggiran jalan mau pun tempat pembuangan sampah.

Karung tersebut ia gunakan sebagai tempat menyimpan barang bekas seperti botol plastik, kardus, dan barang lainnya yang nanti ia jual.

"Saya kumpulin dulu selama seninggu, nanti dijual, hasil dari menjual rongsok seminggu Rp 50 ribu. Itu udah pendapatan paling besar," paparnya.

Alvi mulai mulung itu karena kebutuhan ekonomi. Sampai dia pernah pinjam uang, yang sampai hari ini belum lunas.

Meskipun banyak yang mencibir, Alvi tak menghiraukan. Menurutnya, pekerjaan sebagai seorang pemulung sangatlah mulia, maka dari itu dia tetap melakukannya dengan rasa semangat demi menyukseskan kedua anaknya kelak.

"Saya anggap ambil yang positifnya saja, karena pekerjaaan mulung dan mengajar adalah pekerjaan mulia, buat apa malu asal jangan mencuri," tuturnya.


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini