Tragis, Mahasiswa di AS Bunuh Diri karena Rugi Main Saham

Redaksi Redaksi
Tragis, Mahasiswa di AS Bunuh Diri karena Rugi Main Saham
(Foto: AFP)
New York Stock Exhange (NYSE) menampilkan angka penutupan Dow Jones Industrial Average yang anjlok 10 persen pada 12 Maret 2020.

NAPERVILLE - Alexander Kearns menjemput ajal. Mahasiswa University of Nebraska, Amerika Serikat (AS) itu bunuh diri karena diduga rugi besar saat main saham.

Selembar catatan ditemukan oleh orang tuanya di meja komputer Kearns pada 12 Juni 2020. Dia tinggal bersama orang tuanya di Naperville, Illinois. Isinya, "Bagaimana mungkin anak muda berusia 20 tahun yang sama sekali belum berpenghasilan bisa memperoleh pinjaman hampir satu juta dolar AS?"

Investasi saham belakangan terus populer di kalangan milenial. Kearns mendaftar pada sekuritas yang fokus menggarap segmen milenial, Robinhood. Perusahaan ini menawarkan trading tanpa biaya, user interface aplikasi yang mudah, dan memberikan beberapa lot saham gratis kepada pengguna baru.

Sepanjang kuartal I-2020, Robinhood merekrut 3 juta pengguna baru. Saat harga saham berjatuhan akibat pandemi Covid-19, Kearns mulai bereksperimen dengan marjin. Dalam catatan tragis terakhirnya, Kearns tampak marah karena dia benar-benar tidak tahu apa yang sedang dia lakukan.

Berdasarkan tangkapan layar ponsel Kearns diketahui, akun miliknya minus 730.165 dolar AS atau Rp10 miliar. Trading saham dengan marjin dikenal berisiko tinggi karena kerugian yang dialami investor menjadi tidak terbatas. Kerugian itu jelas berdampak besar bagi kondisi psikologis Kearns.

Lewat fasilitas margin, investor berspekulasi harga saham akan jatuh. Kerugian timbul saat prediksi bertolak belakang, karena dia harus membeli saham yang sudah naik sampai batas waktu tertentu. Di pasar saham, nilai kerugian sebenarnya belum benar-benar nyata sampai dijual.

Robinhood, perusahaan sekuritas yang berbasis di Sillicon Valley, menolak untuk mengungkap akun Kearns secara lebih detail dengan alasan privasi.

"Kami semua di Robinhood sangat berduka mendengar kabar ini dan kami sudah mengucapkan belasungkawa kepada keluarga pada akhir pekan," kata Robinhood dikutip dari Forbes, Kamis (18/6/2020).

Perusahaan sekuritas AS seperti Robinhood, E-Trade, TD Ameritrade, Charles Schwab, Interactive Brokers, Fidelity, hingga Merrill Lynch tengah gencar merekrut anak-anak muda untuk berinvestasi saham. Namun, kebanyakan dari mereka mempunyai pengetahuan yang minim tentang pasar keuangan.

Sepupu Kearns, Bill Brewster mengatakan, tidak ada yang aneh dengan Kearns. Bill yang bekerja sebagai analis saham di Sullimar Capital Group mengatakan, Kearns mencintai saham dan sangat menikmati proses berinvestasi.

"Dan kemudian pada Jumat malam, kami mendapat telepon dari ibunya, dan dia meninggal dunia," kata Bill.

Dalam catatan tersebut, Kearns tampak putus asa melihat saldo akunnya minus sangat dalam. Dia merasa tidak pernah memberikan izin untuk menggunakan fasilitas marjin. Dia juga terkejut melihat akun dengan modal yang sedikit bisa menciptakan kerugian yang sangat besar.

"Saat dia melihat angkanya minus 730.000 dolar AS, dia sepertinya berpikir masa depannya telah hancur. Saya rasa anak sekecil itu belum benar-benar mengerti," kata Bill.

(iNews.id)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini