Temukan Stiker Provokasi, PDIP Surabaya Lapor Polisi

Redaksi Redaksi
Temukan Stiker Provokasi, PDIP Surabaya Lapor Polisi
(CNN Indonesia/ Farid)
PDI Perjuangan melaporkan temuan stiker berisi hasutan dan provokasi bergambar Bakal Calon Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya dua periode Wishnu Sakti Buana ke polisi dan Bawaslu.

SURABAYA - PDI Perjuangan (PDIP) Surabaya melaporkan temuan stiker berisi hasutan dan provokasi bergambar Bakal Calon Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya dua periode Wishnu Sakti Buana ke polisi dan Bawaslu.

Stiker itu dinilai memprovokasi sebab Whisnu Sakti Buana digambarkan sedang duduk di punggung banteng. Sementara, di sebelahnya ada, Eri Cahyadi, duduk di atas sofa. 

Dalam stiker itu tertulis: Jare Mak'e, gak perlu jadi wali kota. Tumpakno replika banteng wes seneng (kata Ibu, tidak perlu jadi wali kota. Naikkan ke replika banteng sudah senang).

Whisnu Sakti Buana batal maju sebagai sebagai calon wali kota Surabaya. PDIP memutuskan mengusung Eri Cahyadi dan Armudji pada Pilwalkot Surabaya.

Stiker itu pertama kali ditemukan oleh Kongko Windani, Warga Petemon, Surabaya. Ia bersama Kepala Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) PDIP Surabaya Arif Budi Santoso, pun melaporkan hal itu ke Polrestabes Surabaya. 

Arif menjelaskan, laporan ini bermula pada Jumat (17/9) dinihari, sekitar pukul 01.00 WIB di kawasan Jalan Petemon Barat hingga Jalan Petemon Gang III.

"Ketika itu, ada beberapa orang yang menempelkan stiker di tiang listrik, tembok-tembok dan tempat strategis kawasan basis pendukung PDIP tersebut," kata Arif, Minggu (20/9). 

Saat dilihat, ternyata beberapa orang tersebut tengah menempel stiker itu. Ia menilai bahwa hal itu adalah hasutan dan upaya mengadu domba antar kader PDIP. 

"Ini semacam hasutan, mengadu domba antarkader PDIP. Akhirnya kita amankan mereka. Kita copot stiker yang sudah tertempel, kurang lebih ada 500 biji. Yang belum tertempel juga kita sita," katanya. 

Arif mengatakan para kader PDIP dan warga di sekitar lokasi juga sempat menginterogasi dua orang atas nama Januar Johan Ramadhan dan Kristianto.

"Waktu kita tanya, ternyata mereka  disuruh seseorang bernama Jimmy. Akhirnya kita panggil Jimmy. Jimmy ngakunya juga disuruh orang. Alasannya untuk memperkuat kader PDIP. Ini tidak masuk akal. Jimmy kita suruh untuk memanggil orang yang menyuruhnya, tetapi malah tidak kembali," ucap Arif. 

Kini kasus itu dilaporkan ke Polrestabes Surabaya dan Bawaslu kota Surabaya. Arif berharap, dengan temuan stiker tersebut, diharapkan agar kader kader PDIP tidak mudah terhasut dan terprovokasi.

"Makanya, kalau ada kader yang menemukan itu, tolong dicopot saja, dan laporkan kepada kita," pungkasnya.

(CNNIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini