Mereka yang Pernah

Redaksi Redaksi
JAKARTA- Pada Pemilu 2009 lalu, Partai Demokrat sangat identik dengan iklannya yang mendengungkan perlawanan terhadap korupsi. Kata-kata dalam iklan itu, "Katakan tidak pada korupsi" pun menjadi familiar di publik.

Sekian tahun berselang, tagline yang dibanggakan menjadi bumerang. Sejumlah kader tersandung kasus korupsi, bahkan dari mereka yang pernah membintangi iklan ini dan dengan lantang berkata, "Katakan tidak pada korupsi!".

Terakhir, pada Jumat (22/2/2013), Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dalam kasus Hambalang. Ia diduga menerima hadiah atau janji terkait dengan kewenangannya sebagai anggota DPR 2009-2014.

Sebelum menjadi ketua umum, Anas adalah Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR. Anas tidak hanya diduga menerima pemberian hadiah terkait perencanaan, pelaksanaan, dan pembangunan pusat olahraga Hambalang, tetapi juga terkait proyek-proyek lain.
Bintang iklan tersandung korupsi Dalam iklan televisi "Katakan tidak pada korupsi", Demokrat menampilkan sejumlah kadernya, termasuk Anas. Semua berkata lantang, "Tidak!".

Pada iklan itu, Anas menggerakkan kedua tangannya seolah menangkis "rayuan" korupsi. Kata-kata dalam iklan itu pun cukup lugas, "Gelengkan kepala dan katakan "Tidak". Abaikan rayuannya dan katakan "Tidak".

Tak hanya Anas, Andi Mallarangeng juga membintangi iklan itu. Andi kini berstatus tersangka dalam kasus yang sama, dugaan korupsi proyek Hambalang. Seorang lagi kader Demokrat, Angelina Sondakh, yang turut membintangi iklan "Katakan tidak pada korupsi" pun tersandung kasus hukum. Ia kini berstatus terpidana. Angie dijatuhi hukuman 4,5 tahun penjara dalam kasus suap proyek perguruan tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional.

Sekitar hampir dua tahun lalu, saat mantan Bendahara Umum Demokrat M Nazaruddin terjerat kasus korupsi, sindiran kepada Demokrat terus dilayangkan. Perilaku korup sejumlah kadernya dianggap tak sejalan dengan apa yang selama ini didengungkan. Bahkan, Peneliti Centre for Strategic of International Studies (CSIS) J Kristiadi, mengatakan, Demokrat sebaiknya mengganti slogan itu dengan "Tobat korupsi".

"Tobat korupsi saja. Tagline-nya kita tobat untuk korupsi," ujar Kristiadi, Kamis (20/12/2012), di Jakarta.

Anggota Dewan Pembina PD Melanie Leimena, mengatakan, partainya akan tetap mengusung jargon antikorupsi pada Pemilu 2014 mendatang. "Jargon itu saya rasa tetap akan kami gunakan ke depan. Justru Demokrat konsisten mendukung pemberantasan korupsi itu," kata Melanie, Jumat (21/12/2013).

Kini, setelah salah satu "nahkoda"-nya justru tersandung kasus korupsi, bagaimana Demokrat membuktikan komitmennya? Komitmen pada janji tak akan korupsi?

Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini