Ingat Pesan Rasulullah SAW, Jangan Memaksakan Diri Bekerja di Luar Kemampuan

Redaksi Redaksi
Ingat Pesan Rasulullah SAW, Jangan Memaksakan Diri Bekerja di Luar Kemampuan
Ikuti pedoman Rasulullah, bekerjalah sesuai kemampuan. (Foto: Freepik)

SIKAP dan cara hidup Rasulullah SAW adalah pedoman hidup kaum Muslimin. Menghidupkan sunah-sunahnya adalah amalan ibadah. Selain itu jangan sekali-sekali menganggap remeh amalan sunah Rasulullah.

Dalam berbisnis atau pun bekerja ikutilah pedoman Rasulullah. Salah satunya adalah bekerjalah sesuai kemampuan.

Pentingnya memberikan tugas atau pekerjaan sesuai dengan kemampuan karyawan merupakan salah satu bentuk profesionalisme yang dilakukan oleh seorang pemimpin atau pemberi kerja. Bahkan, hal tersebut sudah ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dilansir dari buku Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Kamis (29/7/2021), profesionalisme ini juga berlaku bagi karyawan untuk tidak terlalu memaksakan diri untuk bekerja di luar bidang dan kompetensinya, karena hanya akan merugikan dirinya sendiri.

Rasulullah bersabda, "Apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: bagaimana caranya menyia-nyiakan amanat ya Rasulullah? Berkata Nabi: apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya." (HR. Bukhari).

Profesionalisme dan kompetensi terhadap sebuah pekerjaan adalah dua hal yang saling berkaitan, namun kadang ada individu yang memaksakan diri mengerjakan sebuah pekerjaan yang bukan bidangnya sehingga yang terjadi adalah kerugian, baik dari sisi waktu pelaksanaan pekerjaan maupun kerugian materil.

Allah berfirman, "Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." (QS al-Isra : 36).

Profesionalisme bukan berarti memaksakan diri untuk menyelesaikan semua pekerjaan tanpa ada pengetahuan yang mencukupi. Bukan juga bersikap sok tahu atau merasa paling mengerti padahal yang diketahui belum tentu benar. Egoisme yang terlalu tinggi terkadang menutupi pandangan yang objektif dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Menjadi seseorang yang jujur pada kemampuan diri dan tidak memaksakan kehendak menjadikan perusahaan mempunyai orang-orang pilihan yang sesuai dengan kriteria pekerjaan yang dibutuhkan. Selain itu, profesional juga berarti seseorang bisa menerima kritik dan saran yang dilayangkan kepadanya, terutama mengenai kinerjanya ketika bekerja.

Luqman al-Hakim berkata pada anaknya, "Wahai anakku, bermusyawarahlah dengan orang yang berpengalaman karena sesungguhnya ia memberimu dari pendapatnya sesuatu yang mahal sedangkan engkau mengambilnya dengan cara cuma-cuma".

Ikhlas dalam menerima saran dan masukan haruslah menjadi bagian dari sikap seorang profesional. Sikap inilah yang patut dimiliki ketika menjalankan sebuah bisnis, baik itu bagi pemimpin atau pemilik bisnis maupun karyawan yang dipekerjakan.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

(sumber: okezone.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini