twitter @OmedMuhamad666Lalu penyebab bentuk awan Mammatus beragam karena jenis awan ini sulit tumbuh secara vertikal karena sistem turbulensi kecil di bawah awan Cumulonimbus yang membuat Mammatus tidak dapat tumbuh ke atas atau cenderung merata.
Jika awan ini muncul, kondisi cuaca yang ditimbulkan kata Agies akan terjadi hujan lebat.
"Kalau kondisi cuaca yang ditimbulkan biasanya dalam beberapa waktu akan terjadi hujan lebat karena ciri yang ditimbulkan awan tersebut adalah terbentuk dari kondisi atmosfer yang tidak stabil. Artinya, potensi hujan akan tinggi ketika atmosfer tidak stabil. Dalam beberapa kasus di negara yang berada di lintang tinggi, bisa turun salju atau es," jelas Agie.
Agie pun menjelaskan bahwa awan Mammatus bagian dari keluarga awan rendah karena berada di bawah awan Cumulonimbus dan Stratocumulus tetapi jika berdasarkan bentuknya, awan ini juga bisa masuk ke keluarga awan menengah seperti Altocumulus.
"Di Indonesia mungkin malah bisa terlihat di sekitaran awan yang timbul karena faktor kondensasi dari partikel abu vulkanik juga. Satu hal bahwa ini termasuk jenis awan yang menarik dari sisi fotografi," tuturnya.
Ditanya terkait apakah ada dampak signifikan jika ada pesawat yang melintas dan berbarengan munculnya awan Mammatus, Agie mengatakan hanya timbul goncangan ringan.
"Kalau dari penyebabnya adalah friksi akibat turbulensi yang muncul dari awan Cumulonimbus, kalau pesawat melintas di awan ini, ada kemungkinan goncangan ringan," pungkas Agie.
(CNNIndonesia.com)