Eks Panglima GAM Sebut Pernyataan Mahfud Sakiti Rakyat Aceh

Redaksi Redaksi
Eks Panglima GAM Sebut Pernyataan Mahfud Sakiti Rakyat Aceh
(Megiza)
Eks Panglima GAM Muzakir Manaf kritik pernyataan Mahfud MD soal Islam garis keras.

JAKARTA - Mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf juga menyebut pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD terkait wilayah yang memenangkan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memiliki sejarah Islam garis keras berpotensi menebar kebencian dan memecah belah antar daerah di Indonesia. 

Padahal, kata dia, masyarakat Aceh yang juga menjadi salah satu daerah yang memenangkan Prabowo-Sandi telah berkomitmen untuk menjaga persatuan NKRI. 

"Pernyataan Mahfud MD ini berpotensi menebar kebencian dan pecah belah antar daerah dan rakyat Indonesia," katanya di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (29/4). 

Dia juga mengaku bahwa pernyataan Mahfud ini telah menyakiti hati masyarakat Aceh yang diberi label sebagai daerah dengan kelompok Islam garis keras.

"Pernyataan Mahfud MD seperti itu sangat menyakitkan rakyat Aceh, karena dilabelkan sebagai kelompok Islam Garis keras dan terang Mahfud menebar kebencian yang berlebihan," katanya. 

Dia juga meminta agar Mahfud segera meminta maaf secar tertulis selama satu minggu berturut-turut kepada masyarakat Aceh. 

"Jadi, kami meminta saudara Mahfud MD untuk segera meminta maaf secara tertulis di media cetak nasional selama seminggu berturut-turut rakyat Aceh, terkait statement yang memecah belah tersebut," kata dia.

Di tempat yang sama, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut pernyataan Mahfud MD menunjukkan bahwa pakar hukum tata negara itu bukan seorang pancasilais. 

Mahfud kata Dahnil telah mengeluarkan pernyataan yang justru memperkeruh suasana kebangsaan saat ini. 

"Statement beliau telah memperkeruh kebangsaan. Itu bukan sikap pancasilais. Ucapan Mahfud justru bukan tunjukkan sikap pancasilais," kata Dahnil 

Dahnil juga menyayangkan bahwa pernyataan itu justru keluar dari tokoh yang gemar menyuarakan Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.

Mahfud MD kata Dahnil saat ini justru menunjukkan sikap anti pancasila dengan menyatakan hak seperti itu. 

"Nah itu saya sayangkan keluar dari tokoh yang juga giat kampanyekan Pancasila. Itu bukan sikap pancasilais itu justru sikap antipancasila karena ada daerah yg dukung Prabowo, Prabowo menang dituduh Islam garis keras," kata dia.

Dia pun menyarankan agar Mahfud bisa lebih arif dalam menyampaikan pendapatnya. Lantaran pernyataan tersebut justru bisa membentuk stigma negatif dan menimbulkan perpecahan. 

"Jadi tokoh seperti pak Mahfud harusnya arif melihat kontestasi politik jangan kemudian membuat stigma, stigma misalnya yang dukung Prabowo Islam garis keras nanti orang akan buat stigma lagi yang dukung Jokowi PKI dukung Jokowi, Kristen radikal nah itu yang enggak sehat," ujarnya.

Pernyataan Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD bahwa Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menang di daerah-daerah yang punya sejarah garis keras dalam hal agama menuai kontroversi. 

Pernyataan Mahfud itu diketahui dalam potongan rekaman video yang dibagikan di Twitter. Dalam pernyataannya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu

menilai kemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 sulit dibantah. 

Sementara perolehan suara Prabowo-Sandiaga di beberapa daerah, dianggap Mahfud berasal dari daerah Indonesia yang identik dengan agama garis keras. Mahfud membahas hal ini terkait dengan wacana rekonsiliasi usai Pilpres 2019.

(cnnindonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini