Baru Empat Bulan Jadi, Bronjong Proyek Pengaman Tebing Sungai Kampar Desa Gobah Ambrol

Redaksi Redaksi
Baru Empat Bulan Jadi, Bronjong Proyek Pengaman Tebing Sungai Kampar Desa Gobah Ambrol
Dok. Haryanto
Foto: Ketua LSM MAMPIR, Haryanto saat meninjau proyek pengamanan tebing sungai di Desa Gobah, Kampar.

PEKANBARU - Proyek pengamanan tebing sungai di Desa Gobah, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, menjadi sorotan publik setelah ditemukan kerusakan pada beberapa titik konstruksi. Padahal bangunan baru berumur empat bulan.

Proyek senilai Rp17,6 miliar yang dikerjakan PT Amar Jaya Pratama Grup KSO PT Bripona Jaya Abadi didanai melalui APBN 2024 melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) III Riau, menuai kritik tajam dari masyarakat sekitar, Rabu (30/4/2025).

Pantauan langsung dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) MAMPIR bersama sejumlah awak media menemukan sejumlah bronjong dan turap telah mengalami kerusakan bahkan ambrol, padahal proyek ini belum lama selesai dikerjakan.

Ketua LSM Mampir, Hariyanto menyampaikan keprihatinannya atas mutu pekerjaan proyek belasan miliar tersebut.

"Pekerjaan ini sangat disayangkan, karena belum seumur jagung sudah mengalami kerusakan. Kami mendesak Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) III Riau untuk menahan pembayaran dana retensi kepada kontraktor bila pekerjaan tidak sesuai spesifikasi teknis," tegasnya.

Hariyanto juga menekankan agar BWSS III tidak terburu-buru melakukan pembayaran penuh sebelum hasil pekerjaan benar-benar memenuhi standar kualitas. Ia memperingatkan, bila pembayaran tetap dilakukan tanpa evaluasi mendalam, pihak terkait harus siap mempertanggungjawabkannya.

"Kami juga meminta aparat penegak hukum, khususnya Tipikor Polda Riau, agar segera memanggil dan memeriksa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta kontraktor pelaksana untuk mempertanggungjawabkan penggunaan dana proyek ini," tambah Hariyanto.

Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Andi selaku PPK BWSS III Riau menyatakan bahwa proyek masih dalam masa pemeliharaan dan saat ini sedang dalam proses perbaikan.

Namun, tanggapan berbeda datang dari pihak kontraktor. Dyna, perwakilan dari PT Amar Jaya Pratama Grup, tidak memberikan jawaban ketika diminta konfirmasi oleh media hingga berita ini diterbitkan.

Warga setempat pun angkat bicara. Mereka menilai proyek ini gagal sejak awal. Salah seorang warga menyebutkan bahwa metode pemasangan bronjong tidak sesuai standar. “Bronjong diletakkan langsung di atas timbunan tanah, tanpa pondasi yang kuat. Sudah pasti tidak akan bertahan lama,” ujar seorang warga dengan nada kecewa.

Proyek ini sejatinya ditujukan untuk mengatasi ancaman longsor dan melindungi warga di sekitar tebing sungai. Namun, kondisi di lapangan justru menunjukkan lemahnya pelaksanaan dan pengawasan proyek.(*)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini