Volume Proyek Disunat, BWSS Riau Bungkam

Redaksi Redaksi
Volume Proyek Disunat, BWSS Riau Bungkam
fin/riaueditor.com
Proyek bronjong penahan tebing yang dibangun BWSS Riau tahun 2014 lalu.
PEKANBARU, riauditor.com- Dua paket kegiatan proyek di Badan Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) III, diduga menjadi ajang praktek korupsi. Pasalnya, proyek  APBN tahun 2014 senilai Rp4,2 milyar tersebut, volumenya disunat.

Demikian dibeberkan aktifis LSM Pemantau Pembangunan Infrasuruktur Riau (PPIR), Overius kepada waratwaan, Senin (2/2/15). Ia mengatakan, dugaan kuat terjadinya praktek korupsi pada proyek BWSS Riau itu terbukti dari hasil investigasi lapangan yang ia lakukan Desember 2014 lalu.

Ia menjelaskan, kedua proyek tersebut yakni pembangunan bronjong penahan tebing di Desa Sungai Tarap dan Desa Tanjung Bungo serta proyek semenisasi jalan di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar.

Menurutnya, berdasarkan spesifikasi tekhnis bronjong yang semestinya dikerjakan sepanjang 400 meter di dua desa, faktanya disunat menjadi 300 meter saja oleh kontraktor pelaksana. Beda halnya dengan semenisasi jalan, kendati volume pekerjaan sudah sesuai, akan tetapi disana-sini terlihat retak dan patah.

Menariknya lagi, material batu pembangunan bronjong yang seharusnya batu pecah, hanya terlihat pada bagian luar saja. Sementara pada bagian bawah dan didalamnya berjenis batu mangga, beber Overius.

Ia mengaku, atas temuannya itu pihaknya sudah melayangkan konfirmasi tertulis ke pihak BWSS Riau 17 Desember 2014 lalu. Namun hingga kini instansi yang berada dibawah naungan Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU tersebut, masih bungkam.

Menyikapi hal itu, Overius berjanji akan melaporkan kasus itu ke Kejaksaan Tinggi Riau. "Iya, saya sudah berkali-kali minta BWSS Riau agar memberikan jawaban tertulis atas surat yang saya layangkan. Akan tetapi mereka sepertinya tak merespon," ujarnya kecewa.

Sementara ketika hal itu dicoba dikonfirmasi ke BWSS III Riau, staf Tata Usaha bernama Yahmin membenarkan pihaknya sudah menerima surat LSM PPIR dimaksud. Ia mengaku, surat tersebut telah ia teruskan ke Kasatker, Taufik Umar.

Hanya saja, kata Yahmin dirinya tak mengetahui apakah surat LSM PPIR itu sudah dibalas atau tidak. Sayangnya, saat wartawan mencoba menemui Kasatker BWSS III Riau itu di ruangannya, Taufik Umar tak masuk kantor. (fin)

Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini