Ternyata Ini Alasan Jokowi Tolak Karantina Wilayah RI

Redaksi Redaksi
Ternyata Ini Alasan Jokowi Tolak Karantina Wilayah RI
(Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)
Foto: Presiden Joko Widodo

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali paparkan alasan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berkala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Virus Disease 2019 (Covid-19). Penerbitan PP itu didahului dengan Penerbitan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Jokowi mengatakan pemerintah saat ini bekerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada. Pemerintah juga bekerja lantaran amanat konstitusi.

"Kalau ada UU mengenai kekarantinaan kesehatan, ya itu yang dipakai. Jangan membuat acara sendiri-sendiri sehingga tidak dalam pemerintahan, tidak berada dalam satu garis visi yang sama," ujar Jokowi saat mengunjungi pembangunan RS Khusus Penanganan Covid-19 di Pulau Galang, Kepulauan Riau, Rabu (1/4/2020).

Lebih lanjut Jokowi mengatakan yang paling penting saat ini adalah kerja sama antara pemerintah pusat hingga pemerintah di level yang paling bawah. Dari Presiden hingga kepala desa.

"Karena ini menyangkut orang yang mudik, yang kemudian di desa mestinya ada isolasi mandiri, meskipun hanya satu dua orang. Tapi juga di desa juga mampu menyiapkan jaring pengaman sosial, perlindungan sosial bagi mereka. Jadi bekerja dari pucuk paling atas sampai paling bawah. Pegangannya satu UU," imbuhnya.

Jokowi mengklaim tidak ada perbedaan antara pemerintah pusat dan daerah. Sejauh ini, Jokowi menilai pembatasan yang dilakukan daerah masih dalam taraf yang wajar.

"Tapi tidak dalam bentuk keputusan besar, misalnya karantina wilayah dalam cakupan gede atau yang sering dipakai lockdown. Lockdown itu apa sih? lockdown itu orang gak boleh keluar rumah. Transportasi berhenti baik bus, sepeda motor, kendaraan pribadi, pesawat, kereta api, semua berhenti. Kegiatan kantor dihentikan semua,"  terang Jokowi.

Dirinya menerangkan aktivitas ekonomi tetap ada, tapi masyarakat harus menjaga jarak aman yang paling penting yang kita sampaikan sejak awal. Menurutnya physical distancing itu yang penting.

"Jadi kalau kita semua disiplin lakukan itu, jaga jarak aman, cuci tangan, setiap habis kegiatan, jangan pegang hidung, mulut atau mata, kurangi itu sehingga penularannya bisa dicegah," lanjutnya.

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Keuangan Sri Mulyani lantas mencontohkan kondisi di India selepas PM Narendra Modi mengumumkan lockdown pekan lalu. "Di India lockdown tanpa persiapan justru chaos dan muncul berbagai persoalan yang complicated," ujar Sri Mulyani.

(CNBCIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini