Kabar Gembira dari Jawa Barat, PSBB Turunkan Kasus Covid-19!

Redaksi Redaksi
Kabar Gembira dari Jawa Barat, PSBB Turunkan Kasus Covid-19!
(Foto: Yogi P/Humas Jabar)
Foto: Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Dampak Ekonomi dan Penanganan COVID-19 di Jawa Barat di Bale Pasundan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jabar, Kota Bandung, Kamis (19/3/20).

JAKARTA - Aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dijalankan oleh Jawa Barat menghasilkan kabar gembira. Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil mengatakan ada penurunan angka dalam kasus terjangkit COVID-19 setelah diberlakukannya PSBB.

"Sebelum PSBB, kasus harian kita ada di 40-an. Di akhir PSBB ini, sudah turun ke 21-24 kasus per hari," ujar Ridwan Kamil dalam potongan video yang ditayangkan dalam konferensi pers BNPB, Sabtu (16/5/2020).

"Kemudian sebelum PSBB, ada peningkatan terhadap pasien di RS. Setelah PSBB, angka turun dari 430-an pasien sekarang sudah 350-an pasien pada akhir bulan April. Sebelum PSBB, tingkat kematian ada 7 orang per hari, setelan PSBB menjadi 4 orang per hari. Kenaikan kesembuhan juga naik hampir dua kali lipat."

Aturan PSBB di Jawa Barat dibagi menjadi tiga tahap, dimulai dari wilayah Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) sejak 15 April. Kemudian dilanjutkan di Bandung Raya pada 22 April. PSBB skala provinsi baru mulai dilakukan pada 6 Mei yang akan berakhir di 20 Mei mendatang.

"Setelah PSBB provinsi dilakukan, kita menemukan wilayah Jabar yang perlu diwaspadai hanya 37% berarti 63% masuk dalam rentang aman dan terkendali, sehingga pasca PSBB kami bisa melakukan relaksasi ekonomi, hidup kembali normal tapi dengan pembatasan," tambahnya.

Selain aturan PSBB, Ridwan Kamil juga menerapkan tiga strategi utama dalam menekan angka penyebaran COVID-19, yakni pencegahan, pelacakan dan pengetesan, dan serta perawatan. Ridwan menyebut ketiga hal ini adalah modal, sebab Indonesia hanya punya modal sosial.

"Jawa Barat punya 50 juta, Korea Selatan juga punya 50 juta, tapi Jawa Barat hanya punya uang 1% dari Korsel untuk menyelamatkan sama-sama 50 juta penduduk. Maka modal kita hanya kedisiplinan," ujar Ridwan.

Meskipun tidak memiliki banyak modal, Ridwan mengaku tetap mengikuti target seperti yang dilakukan pemerintah negeri ginseng tersebut. "Target kita adalah mengikuti Korsel 0,6% kali 50 juta penduduk, jadi harusnya 300.000 tes. Tapi Jabar baru bisa tes 110.000. Kita masih kekurangan," akunya.

Jawa Barat kini sudah bisa melakukan pengetesan di 9 laboratorium dengan teknologi yang dapat melakukan pengujian hingga 2.100-an sampel per hari. Sedangkan pada strategi perawatan, Pemerintah Jawa Barat sudah menyiapkan 105 rumah sakit rujukan dan peralatan ventilator buatan lokal.

"Saya meyakini kita belum bisa meng-nol-kan COVID-19 sebelum ada vaksin dan obatnya, sehingga benteng pencegahan itu akan kita perkuat sampai vaksin ditemukan. Itulah kira-kira strategi Jawa Barat," tukasnya.

Berdasarkan data covid19.go.id, Jawa Barat kini memiliki 1.596 kasus terjangkit, dengan 100 kasus kematian, dan 259 kasus pasien berhasil sembuh.

(CNBCIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini