Harta Karun Emas Kerajaan Sriwijaya Ditemukan Warga OKI di Lokasi eks Karhutla

Redaksi Redaksi
Harta Karun Emas Kerajaan Sriwijaya Ditemukan Warga OKI di Lokasi eks Karhutla
(pojoksatu.id)

PALEMBANG - Temuan harta karun membuat daerah di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan mendadak jadi perhatian. Lokasi ini disinyalir menyimpan peninggalan harta karun Kerajaan Sriwijaya.

Harta karun berupa emas dan logam mulia bermunculan di bekas lahan gambut yang terbakar.

Usai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hebat melanda OKI tahun 2015, artefak-artefak kuno berupa emas dan logam mulia bermunculan di bekas lahan gambut yang terbakar.

Penemuan harta karun kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang itu membuat warga setempat ramai-ramai mendatangi lokasi.

Warga memburu harta karun lainnya di lahan bekas kebakaran di Kecamatan Cengal, Tulung Selapan, dan Air Sugihan.

Arkeolog Badan Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwanti mengatakan warga berbondong-bondong datang ke lokasi dan menemukan beberapa benda peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya.

“Ada barang yang bahannya emas, perhiasan kuno mata kucing berbentuk kalung buatan Mesir dan negara Indopasifik. Ada juga yang menemukan perhiasan kuno lainnya. Kalau dilihat dari ukiran dan bentuknya, emas itu buatan zaman Kedatuan Sriwijaya abad 9 hingga 14,” ujar Retno, seperti dikutip pojoksatu.id dari cnnindonesia.com, Sabtu (5/10).

Retno mengungkapkan di kawasan tersebut ditemukan artefak yang berasal dari kapal, seperti kemudi, papan, serta dayung.

Penemuan benda bersejarah tersebut menjadi petunjuk jika kawasan pesisir timur Sumatera dulu merupakan kawasan perdagangan atau pelabuhan besar Kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan Palembang.

Aktivitas warga mencari barang peninggalan masa lalu di wilayah bekas kebakaran lahan tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2015 lalu saat karhutla paling parah terjadi di OKI.

Pada penemuan sebelumnya, berdasarkan hasil penelitian, penemuan peninggalan paling tua ditemukan yang berasal dari abad ke-7 di kawasan Karang Agung.

Di Air Sugihan sendiri banyak ditemukan peninggalan kuno pada abad 9 hingga 12. Sementara di kawasan Cengal ditemukan peninggalan kuno dari abad ke-12 hingga masa Kesultanan Palembang Darussalam.

Dari hasil penemuan tersebut, diduga ada pergeseran lokasi pusat perdagangan dari masa Sriwijaya ke Kesultanan Palembang.

Retno menjelaskan ditemukannya sungai-sungai tua di pesisir timur Sumatera, ditambah dengan temuan peninggalan tersebut, kemungkinan besar seluruh aktivitas perekonomian pada zaman itu dilakukan di atas air.

Dengan semakin meluaskan kebakaran yang terjadi di lahan gambut, kemungkinan besar bakal muncul peninggalan-peninggalan lainnya.

Namun dirinya menyayangkan perburuan benda bersejarah oleh warga tanpa dilaporkan terlebih dahulu kepada Balai Arkeologi.

Hal tersebut akan menyulitkan para peneliti untuk merangkai sejarah masa lampau di kawasan pesisir apabila peninggalan di sana tidak tersisa.

“Kebanyakan warga disuruh kolektor atau pemburu harta karun dari Lampung. Karena benda bersejarah di Lampung sudah habis, mereka geser ke Sumsel. Warga ditawari harga yang cukup tinggi apabila menemukan benda-benda bersejarah itu,” kata dia.***

(sumber: pojoksatu.id)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini