Fakta-Fakta Unik tentang Sunat, Siapa Orang Pertama di Dunia yang Disunat?

Redaksi Redaksi
Fakta-Fakta Unik tentang Sunat, Siapa Orang Pertama di Dunia yang Disunat?
Ilustrasi (Foto: Askmen)

SUNAT bagi sebagian orang adalah bentuk budayaan keagamaan. Namun, beberapa juga menganggap sunat adalah ritual adat yang wajib dilakukan bagi pria yang mulai memasuki usia remaja. 

Tidak bisa dipungkiri, beberapa negara di Eropa masih sangat tabu dengan masalah sunat ini. Berbeda dengan negara-negara Asia atau Timur Tengah yang sudah cukup dekat dengan istilah itu. Namun, belakangan ini, American Academy of Pediatrics (APP) secara terang-terangan mengecam tindakan sunat pada anak laki-laki. Alasannya cukup logis, masalah psikis.

Mereka yang disunat, merasa depresi atau ketakutan berlebih. Tak hanya itu, APP pun menyatakan, sunat merupakan upaya penularan infeksi menular seksual, termasuk HIV, genital herpes, human papillomavirus, dan sifis. Dengan beredarnya fakta ini, jumlah pria disunat di Amerika Serikat diketahui terus menurun. Tapi, tak bisa dipungkiri, masalah agama dan budaya menjadi benteng terkuat kenapa laki-laki wajib disunat. (Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Laki-Laki untuk Disunat?) Agar Anda semakin tercerahkan, dilansir dari Live Science, berikut 5 fakta mengejutkan mengenai sunat yang mungkin belum Anda ketahui 

1. Sunat pernah dipercaya sembuhkan lumpuh 

Pada akhir 1800-an, dokter berdalih, sunat adalah alat untuk "menyembuhkan" serangkaian penyakit. Mulai dari demam pada anak, keracunan logam berbahaya, sampai kelumpuhan. Dalam jurnal Transactions of the American Medical Association, Lewis Sayre, seorang profesor bedah ortopedi di Bellevue Hospital Medical College, menceritakan kisah operasinya pada anak laki-laki berusia 5 tahun yang lututnya lumpuh, yang mana itu membuat dia tidak bisa berjalan.

Selama pemeriksaan, Sayre menemukan bahwa kulup anak laki-laki itu mengalami masalah, menyebabkan anak itu merasa sangat sakit. Dokter pun berspekulasi bahwa masalah kulupnya menjadi sumber dari penyakit yang diderita si anak. Kulup yang bermasalah mengakibatkan syaraf pada si anak lemah. Sayre pun memutuskan melakukan sunat keesokan harinya. Dalam waktu kurang dari dua minggu, Sayre melaporkan, anak laki-laki itu berjalan lagi. 

2. Kulup lebih kompleks dari apa yang 

Anda bayangkan Kulup pada penis bukan sekadar kulit! Fakta ini harus Anda ketahui sebelumnya. Jika diibaratkan, kulup itu seperti kelopak mata. Melindungi bagian yang lebih sensitif di dalamnya. Kulup sebenarnya terbuat dari selaput lendir, serupa dengan bagian pada kelopak mata atau bagian dalam mulut.

Hal itu yang membuat kulup bertanggungjawab akan hubungannya dengan infeksi menular seksual. Kulup juga dipercaya mengandung sejumlah besar sel Langerhans, sejenis sel kekebalan yang ditargetkan infeksi HIV. Pada perempuan kulup juga bisa diibaratkan seperti klitoris ternyata! 

3. Orang Pertama yang Disunat Ada di Mesir 

Sunat diketahui pertama kali dilakukan di Mesir. Catatan sejarah merekam jejak, bahwa Mesir adalah pelopor sunat. Referensi paling awal tentang prosedur sunat dimulai sekitar 2400 SM. Terlihat di beberapa gambar yang tercipta di makam kuno Saqqara. Di mana, gambar itu memperlihatkan adegan medis penyunatan. 

Pada masa itu, sunat tidak dilakukan pada usia anak-anak, tetapi dilakukan pada masa transisi dari anak-anak menuju usia remaja. Beberapa juga dilakukan pada orang dewasa. Berbeda dengan di Yunani. Pada abad ke-5, Herodotus mengemukakan pendapatnya dalam karyanya “The History of Herodotus”. Di dalam karya itu, tertulis bahwa orang-orang Yunani mempraktekan sunat demi kebersihan. 

4. Sunat Merupakan Simbol Status di Masyarakat 

Peningkatakn kelahiran di rumah sakit dan persepsi tentang sunat karena alasan kebersihan cukup berkontribusi pada meningkatnya prosedur sunat di Amerika Serikat. Tapi, prosedur sunat sendiri bisa dikaitkan dengan simbol status seseorang. Dalam catatannya di University of Cincinnati Law Review pada 2003, profesor hukum Seton Hall coba mengungkapkan orang kaya akan memilih rumah sakit untuk melahirkan ketimbang rumah bersalin atau dukun beranak. Dengan demikian, sunat menjadi penanda kelas seseorang dalam lingkungannya. 

5. Sunat Meninggalkan Tanda yang Unik 

Sebagian besar sunat dilakukan dengan tiga cara; Clamp Mogen, Plastibell, dan Klem Gomco. Untuk Clamp Mogen adalah alat gunting yang terdiri dari dua pisau datar digunakan untuk menjepit kulit khatan, yang kemudian difungsikan untuk memotong aliran darah. Setelah itu, kulit kulup pun dipotong. 

Sementara itu, untuk prosedur Plastibell, perangkat plastik yang ditempatkan di atas kepala penis, di bawah kulup. Dokter kemudian mengikatkan tali di sekitar kulit khatan. Tali ini digunakan sebagai panduan untuk operasi pengangkatan kulit khatan. Prosedurnya membiarkan plastik itu ada di sana dan akhirnya kulit khatan pun akan jatuh dengan sendirinya. 

Dan untuk Klem Gomco, alat pun disisipkan di antara kepala penis dan kulup. Hampir sama dengan Plastibell, dokter pun menjepit bagian di atas kulup, dan memotong sirkulasi darahnya. Setelah sekitar 5 menit, darah di sektar penjepit akan mulai menggumpal dan dokter menggunakan pisau bedah memotong kulit khatan. Metode ini kadang meninggalkan bekas cokelat yang khas di kepala penis. 

Dari ketiga metode itu, semuanya membentuk pola penis yang berbeda-beda. Makanya, jangan heran jika penis Anda akan terlihat berbeda dengan penis pria lainnya. Semua itu tergantung dari proses pengerjaan sunatnya ternyata!

(hel/okezone)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini