Duh! Ada Sinyal Harga Pertalite & Gas 3 Kg Akan Naik

Redaksi Redaksi
Duh! Ada Sinyal Harga Pertalite & Gas 3 Kg Akan Naik
Foto: Dok: Pertamina

JAKARTA - Setelah PT Pertamina (Persero) menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter, ada kemungkinan harga liquefied petroleum gas (LPG) subsidi ukuran tabung 3 kilogram (kg) juga ikut naik.

Sinyal kenaikan harga gas "melon" disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada Jumat (1/4/2022).

Dia mengatakan, rencana kenaikan harga LPG bersubsidi ini akan dilakukan secara bertahap. Pasalnya, sejak 2007 harga LPG bersubsidi ini tidak mengalami kenaikan.

"Jadi overall ya akan terjadi nanti, karena itu Pertamax, Pertalite dengan juga Premium belum, mengenai gas (LPG) yang 3 kg itu kita bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti bulan September, itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah," ujar Luhut usai uji coba pengoperasian Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Harjamukti, Cibubur, Jakarta Timur.

Namun demikian, menurutnya bukan berarti pemerintah tidak memberikan subsidi. Dia mengatakan, rakyat kecil tetap akan diberikan subsidi.

"Ada yang disubsidi, masih tetap tadi untuk rakyat kecil tetap disubsidi. Tetapi misalnya yang kecil ini (LPG 3 kg) dari 2007 nggak pernah naik harganya, kan enggak fair juga," tuturnya.

Luhut pun menyinggung soal kenaikan harga bensin Pertamax per 1 April 2022 ini. Menurutnya, kebijakan itu diambil dalam rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo pada Kamis (31/3/2022).

Dia menyebut, bila harga Pertamax terus dipertahankan pada harga Rp 9.000 per liter, sementara harga minyak mentah dunia telah melampaui US$ 100 per barel, maka ini bisa berdampak pada kinerja keuangan Pertamina.

"Walaupun tetap harus kita naikkan tidak ada punya pilihan karena kalau tidak harga asumsi minyak mentah itu US$ 63 di APBN, sekarang ini sudah US$ 98 hingga US$ 100. Kan angkanya luar biasa. Kalau ini ditahan terus itu akan nanti jebol nanti Pertamina. Jadi terpaksa kita harus lepas," katanya.

(sumber: CNBCIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini