Daging Ayam Berpotensi Naik, Saham Pakan Ternak Mulai Dilirik

Redaksi Redaksi
Daging Ayam Berpotensi Naik, Saham Pakan Ternak Mulai Dilirik
(CNBC Indonesia/Samuel Pablo)
Foto: Kementerian Perdagangan pagi tadi melakukan pemantauan harga bahan pokok dan komoditas pangan ke Pasar Minggu.

JAKARTA - Harga daging ayam broiler dan Day Old Chick (DOC) diproyeksi akan mencatatkan kenaikan sepanjang bulan Oktober seiring dengan estimasi penurunan pasokan hingga 14,7-15,9%. Kenaikan harga tersebut didongkrak oleh program pemusnahan (culling program) yang berlangsung pada September lalu.

Sebagai informasi Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mencatat sampai Agustus realisasi produksi daging ayam ras sebesar 2,33 juta ton atau 291.755 ton/bulan. Padahal rata-rata potensi kebutuhan daging ayam ras tahun 2019 hanya 270.979 ton/bulan.

Artinya terjadi surplus sekitar 7,29% dari kebutuhan nasional, dilansir dari detikfinance.com. Surplus produksi tersebut dapat mengakibatkan jatuhnya harga daging ayam ras di pasar, sehingga menekan keuntungan para peternak.

Oleh karena itu, Ditjen PKH merilis surat no 095009/SE/PK.010/F/09/2019 tanggal 2 September 2019 yang memerintahkan peternak untuk mengurangi produksi DOC Final Stock (FS) selama periode 2-20 September dan tunda setting pada 2-7 September. Pengurangan produksi diharapkan dapat membuat peternak mandiri menikmati harga jual yang stabil.

"Terjadinya anomali harga livebird di tingkat farm gate (peternak) dengan harga Rp. 11.000-17.000, dibandingkan dengan harga di pasar yang masih stabil tinggi sebesar Rp. 30.0000-35.000 sangat jelas menunjukan adanya disparitas harga yang sangat tinggi. Hal ini hendaknya menjadi perhatian seluruh stakeholder untuk menyikapi disparitas harga tersebut," tulis keterangan dalam surat edaran tersebut.

Berdasarkan data produksi bulan Juli, Danareksa Sekuritas memproyeksi, program pemusnahan ini dapat memangkas produksi DOC sekitar 15,9% untuk periode 5-23 Oktober, dan sekitar 14,7% selama 24-29 Oktober.

Program culling kali ini diestimasi akan menjadi program pemusnahan DOC kedua terbesar setelah program culling di bulan Mei 2017 yang mampu memangkas pasokan DOC hingga 40% dalam seminggu untuk mengatasi kelebihan pasokan setelah Ramadhan.

Akan tetapi, dalam laporan yang sama, Danareksa Sekuritas menganalisa bahwa program culling kali ini tidak akan terlalu efektif karena permintaan akan pulih selepas bulan Suro (bulan Muharam).

Dengan demikian, program pemusnahan tersebut diestimasi hanya akan menaikkan harga daging rasa yam sepanjang Oktober, tetapi tidak menjamin stabilitas harga dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan, langkah yang diambil pemerintah masih belum menyelesaikan masalah ketidakseimbangan pasokan dan permintaan.

(cnbcindonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini