Situs Sejarah Tersembunyi di Desa Kota Medan Kecamatan Kelayang, Inhu

Penulis: Dwi Retno Utami, Mahasiswi S1 Pendidikan Sejarah Universitas Riau
Redaksi Redaksi
Situs Sejarah Tersembunyi di Desa Kota Medan Kecamatan Kelayang, Inhu
Foto: Dwi Retno Utami
Masjid Raya Kota Medan, Kelayang Inhu.

MASJID Raya pinggir Kuantan Desa Kota Medan kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu, provinsi Riau merupakan masjid pertama di Desa Kota Medan. 

Masjid ini terletak di tebing tinggi tepi sungai Kuantan yang diperkirakan sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Kota Medan yang hingga kini masih berdiri kokoh. Beberapa bangunan terlihat sudah banyak direnovasi. 

Masjid ini dahulunya beratapkan ijuk, sekarang sudah diganti dengan bahan seng. Bangunan masjid yang semula terletak di tebing sungai Kuantan ini hampir jatuh ke sungai, sekarang sudah direnovasi dan digeser ke darat agar terhindar dari abrasi sungai.

Kayu yang digunakan untuk membangun masjid ini merupakan hasil dari gotong-royong  masyarakat yang didapat di sungai Sengkilo.

Awal mula berdirinya masjid ini dibangun dari swadaya masyarakat dengan cara bergotong-royong. Sejak kisaran tahun 60-an masjid raya sudah direnovasi. 

Karena semakin banyak penduduk desa Kota Medan dibangunlah masjid kedua yang lebih besar jauh dari pinggiran sungai Kuantan. 

Masjid raya Kota Medan sampai saat ini masih digunakan masyarakat untuk melakukan ibadah keagamaan.

Di samping kanan masjid ini terdapat sebuah makam yang kini menjadi situs sejarah yang dikenal dengan makam Garin yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka.


Makam Garin

Sebagian masyarakat desa kota medan percaya bahwa makam Garin merupakan makam keramat, sehingga banyak masyarakat berziarah atau bernazar di makam ini agar diabulkan permohonannya berdoa di makam ini. 

"Tidak ada makam keramat, orang-orang saja yang menamakannya, yang ada orangnya yang keramat, bukan makamnya. Disebut orang keramat karena beliau tidak basah walau terkena hujan, jadi jangan salah paham," ujar H. Sirajudin orang tetua Desa Kota Medan. 

Semasa hidupnya Garin ini sangat menyukai sholawat, ke mana pun pergi sholawat tidak pernah ditinggalkan. Garin ini tidak asli orang Kota Medan, tetapi beliau asli dari desa Baserah. Garin ini meninggal kisaran tahun 40-an. Dahulu, Makam garin ini terletak disamping kanan masjid.

"Makam garin dekat dengan batang jambu biji dan tidak ada lagi, karena sudah jatuh ke air Kuantan, yang ada bukanlah makam garin asli tetapi orang lain. Makam yang disebut makam Garin itu merupakam makam perampok yang kerjanya merampok di laut yang bernama datuk hakim," begitu penuturan H. Sirajudin.(*)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini