Kunker ke Sentral IKM Sagu Terpadu Desa Sungai Tohor, Ini Janji Erick Thohir

Redaksi Redaksi
Kunker ke Sentral IKM Sagu Terpadu Desa Sungai Tohor, Ini Janji Erick Thohir
riaueditor.com/bom
Kunjungan kerja Menteri BUMN Erick Thohir ke Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti, provinsi Riau, Jumat (26/11/2021).

KEP.MERANTI, riaueditor.com - Menteri BUMN Erick Thohir kunjungan kerja (kunker) ke Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti, provinsi Riau, Jumat (26/11/2021).

Begitu mendarat di halaman kantor Camat Tebing Tinggi timur, kedatangan Erick Tohir langsung disambut Bupati Kepulauan Meranti H. Muhammad Adil SH dan jajaran menuju masjid untuk menunaikan sholat ibadah Jumat.

Perjalanan dilanjutkan ke Sentral IKM Sagu Terpadu di Desa Sungai Tohor Tebing Tinggi Timur. Di sentral IKM sagu, Menteri BUMN Erick Thohir dan Bupati kepulauan Meranti H. Muhammad Adil SH. berdialog langsung dengan penggiat usaha lokal, seperti penggiat Kopi, sagu, dan nelayan.

Penggiat usaha lokal mengeluhkan sulitnya mendapatkan modal kerja, pemasaran dan dukungan terhadap usaha yang lagi jalankan.

Bupati kepulauan Meranti H. Muhammad Adil. SH menyampaikan,

cikal bakal terbangunnya Sentra IKM Sagu berawal dari kedatangan Presiden RI Joko widodo pada tahun 2014 dan pada tahun 2017 lalu.

Saat itu dilakukan kajian pola pengembangan oleh Kementerian Perindustrian RI dengan menetapkan Desa Sungaitohor Kecamatan Tebingtinggi Timur sebagai tempat untuk dilakukan pembangunan Sentra IKM Sagu Terpadu.

Bupati Adil menjelaskan bahwa Komplek Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (IKM) sagu telah dibangun dan dikembangkan dengan luas lahan kurang lebih 5 hektar, namun baru dimanfaatkan seluas 3 hektar saja.

Dikatakan Adil, Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebingtinggi Timur ini merupakan wilayah sentra perkebunan sagu terluas di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan luas perkebunan mencapai 16.684 hektar dan jumlah produksi 84.244 ton per tahun.

"Untuk produksi di Sentra ini dapat dibagi dua, yakni produk hulu berupa tepung sagu dengan kualitas premium, sedangkan untuk produk hilir berupa beras sagu analog, mie sagu, gula sagu, mie sagu instan dan produk kue kering," terangnya.

Bupati berharap, Kementerian BUMN dapat memfasilitasi Bulog untuk menampung produk sagu serta beras analog sagu Kepulauan Meranti sebagai alternatif ketahanan pangan Nasional, dan juga membantu memasarkan berbagai macam produksi Sentra IKM Sagu Kepulauan Meranti.

"Seperti mencarikan para investor dan perusahaan besar yang beroperasi di tingkat Nasional maupun Internasional. Sehingga produk sagu dapat naik kelas dan bermuara pada peningkatan perekonomian masyarakat," imbuhnya.

Menjawab problem yang dihadapi petani sagu, Menteri BUMN Erik Tohir mengaku butuh kerjasama mulai dari pemerintah pusat, provinsi, daerah hingga masyarakat.

Menurutnya, saat ini segala usaha dan upaya perbaikan tidak dilakukan sendiri atau berdiri sendiri sendiri. Jika bersama, Erik percaya akan mendapatkan hasil yang cukup baik.

"Era ini tak bisa sendiri-sendiri. Jika pemerintah pusat hingga daerah bekerja sendiri-sendiri, tentunya tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Apalagi tidak bekerja sama dengan rakyat," ungkapnya.

Begitu juga BUMN, kata dia harus bekerja sama dengan, BUMD, swasta hingga koperasi. Jika tidak demikian maka tidak akan mendapatkan hasil tang maksimal.

"Kita sudah buktikan itu. Ketika bapak presiden dicemooh karena dunia menganggap kita tidak bisa bangkit dari Covid-19. Ternyata kita bisa buktikan jika kita bisa. Dengan kerja sama yang kita lakukan itu, penanganan Covid-19 Indonesia terbaik di dunia," bebernya.

Sama halnya saat ini jika bicara situasi anjloknya perputaran ekonomi, kata dia, alam di Meranti punya potensi besar untuk mendorong itu. Seperti potensi kelautan, dari perikanan, perkebunan bahkan pertanian.

"Ini tentunya menjadi kekayaan yang luar biasa. Namun untuk mengembangkan itu kita tidak pernah duduk sama-sama. Seperti membuat strategi besar untuk mendudukkan seluruh persoalan yang ada. Kita lebih senang impor. Semua impor. Ini hal yang saya rasa perlu dirubah bersama sama menuju negara yang benar benar mandiri," ujarnya.

Untuk itu, ia mengaku akan mengundang bupati untuk duduk bersama sama dengan para BUMN di bawahnya untuk membuat suatu solusi terhadap apa yang bisa dikerjakan bersama-sama. Termasuk jaminan untuk memberikan permodalan usaha.

"Tidak mungkin pemerintah menutup mata. Termasuk saya sendiri Erik Tohir yang sekarang sebagai menteri rakyatnya dibiarkan sengsara, tidak mungkin. Yang toilet dulu bayar, sekarang sudah gratis," ujarnya.

Apalagi kata Erick, saat ini BUMN sudah ada program PaDi UMKM. Program ini telah menyediakan berbagai kemudahan bagi semua, mulai informasi terkait UMKM dan pembelanjaan BUMN terhadap UMKM yang dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah dan Kementerian BUMN sebagai dasar analisa untuk penentu kebijakan

Bahkan platform tersebut dapat mempertemukan BUMN dengan produK lokal berkualitas milik BUMN degan transaksi business to customer. Selain itu akses pasar, baik binaan BUMN mampun UMKM Mandiri dapat mengakses pasar business to customer melalui berbagai marketplace dengan pengelolaan produk dan transaksi yang terpusat.

"Fitur ini sudah bisa juga digunakan untuk pengajuan modal pinjaman bisnis dibawah Rp 400 juta yang dapat membantu UMKM untuk berkembang dan meningkatkan kapabilitas. Saat ini sudah terdaftar 10.100 UMKM, sudah terjadi 120.000 transaksi. Kita juga melakukan sertifikasi agar tidak ada UMKM bodong, hingga titipan," ungkapnya.

Jadi, kata dia jika kita punya keyakinan untuk sama-sama untuk merubah pola pikir dan tidak terus menerus impor maka ia yakin Kepulauan Meranti, seluruh daerah di Indonesia bisa mandiri.

Bahkan, saat ini mereka juga sedang membenahi posisi BUMN agar masuk kepada persediaan pangan nasional. Makanya, ia mengaku akan kembali membuka kesempatan diskusi kepada Adil agar bisa memilih unit dibawahnya untuk menjadi penjamin seluruh komoditas potensi asal Kepulauan Meranti.

"Coba nanti sama pak bupati kita cuba buka lagi BUMN mana yang diminta hadir untuk menjadi off taker hadir untuk jadi pembeli. Jadi ini yang akan kita coba lakukan.

Jadi Insya Allah saya hadir kesini ingin membantu. saya coba maksimalkan kunjungan hari ini. Tetapi ini menjadi pertemuan yang terakhir. Kita harapkan, saya dengan pak bupati ada pertemuan pertemuan lanjutan. Supaya kongkrit terlaksana, yang bisa saya bilang bisa, dan yang tidak akan saya bilang tidak," janjinya kepada masyarakat Kepulauan Meranti.

Turut bersama Bupati Kepulauan Meranti Kepulauan Meranti, Kajari Kepulauan Meranti, Kapolres Kepulauan Meranti, Sekda beserta Asisten, dan Pimpinan OPD, Camat se kabupaten Kepulauan Meranti, Ketua MUI, Kepala Desa se kecamatan Tebing Tinggi Timur, dan tokoh masyarakat.(Advertorial/Bom)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini