Pemerintah Ungkap Alasan Produk IKM RI Sulit Tembus Indomaret-Alfamart

Redaksi Redaksi
Pemerintah Ungkap Alasan Produk IKM RI Sulit Tembus Indomaret-Alfamart
Foto: Minimarket (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

JAKARTA - Pemerintah mengungkapkan alasan mengapa produk dari industri kecil dan menengah (IKM) sulit untuk menembus ritel modern yang memiliki jaringan besar, seperti Indomaret dan Alfamart.

Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kementerian Perindustrian Yedi Sabaryadi mengungkapkan beberapa faktor penyebab IKM sulit masuk jaringan ritel modern.

"Ada beberapa hal terkait standar kriteria tersebut, contoh Indomaret itu ngga mudah untuk masuk Indomaret, karena itu terkait kemasan, branding ada dan memang ada beberapa hal yang kayanya ciut kalau terkait pembayaran juga mereka ragu-ragu," katanya dalam Press Briefing di Kemenperin, Jumat (14/6/2024).

Karenanya banyak IKM yang kesulitan untuk menembus ritel besar seperti Indomaret dan Alfamart. Pendanaan juga menjadi faktor penting bagaimana IKM sulit untuk berkembang cepat.

"Memang hampir rata-rata pada faktor standar yang ditetapkan ritel, dan desain kemasan secara brandingnya, jadi kadang ritel masih setengah-setengah melihatnya, takut ngga laku mungkin, tapi ada beberapa teman-teman yang terus memperbaiki," kata Yedi.

Untuk itu pemerintah coba menjembatani kesulitan yang terjadi yakni menghubungkan antara minimarket dengan IKM yang ada.

"Alhamdulillah habis business matching teman-teman ritel sudah bisa konsultasi dengan teman IKM, kami butuh standar kaya ABCDEF, kita akan bina IKM ini agar sesuai standar," sebut Yedi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, dari segi unit usaha industri, total unit usaha IKM saat ini mendominasi 99,7 persen atau sekitar 4.400.374 juta IKM, dari total 4.410.557 unit usaha industri di Tanah Air, sedangkan industri besar hanya 10.183 usaha atau hanya 0,48%.

Kontribusi sektor IKM pangan dimana unit usaha nya mencapai 1.682.969 unit serta menyerap 3.892.159 orang, alhasil kontribusi terhadap PDB nasional mencapai 1,33%.

Dari jumlah tersebut, 36,24 persen merupakan IKM makanan, 17,35 persen IKM kayu, barang dari kayu, anyaman rotan, dan 12,69 persen adalah IKM pakaian jadi.

Jumlah IKM juga menyumbang tenaga kerja industri yang cukup besar, yaitu 10,36 juta dari total 15,67 juta pekerja industri.(sumber)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini