PA 212: Dulu Yusril Merengek Minta Tolong Rizieq Shihab

Redaksi Redaksi
PA 212: Dulu Yusril Merengek Minta Tolong Rizieq Shihab
(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
PA 212 menyebut Yusril Ihza Mahendra pernah mengutus M.S. Kaban ke Mekkah dan meminta bantuan Rizieq Shihab agar PBB dibantu mendapatkan suara.

JAKARTA - Ketua Persaudaraan Alumni 212 yang juga Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Slamet Maarif menyindir balik Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Yusril sebelumnya menyatakan PBB adalah partai berdaulat, sehingga tidak ada orang yang bisa mendikte, termasuk Rizieq Shihab. 

Terkait pernyataan itu, Slamet menyebut dulu Yusril pernah merengek minta tolong kepada Rizieq. Namun sekarang Yusril merasa tidak membutuhkan pentolan FPI tersebut.

"Sebelum lolos ngrengek-rengek ke HRS/FPI minta dibantu, sekarang merasa enggak butuh," ucap Slamet saat dihubungi, Jumat (1/2). 

Terpisah, Ketua Divisi Hukum PA 212 Damai Hari Lubis juga menanggapi pernyataan Yusril. Dia mengatakan dulu Yusril pernah mengutus Sekjen PBB, M.S. Kaban untuk bertemu dengan Rizieq di Mekkah, Arab Saudi.

Diutusnya Kaban oleh Yusril dalam rangka meminta dukungan. Namun, dia menyayangkan ketika Yusril membelot ke kubu Jokowi-Ma'ruf Amin. Damai pun menyesalkan sikap Yusril yang menanggapi sinis maklumat Rizieq. 

"Maka atas emosinya yang lepas kontrol, semakin nampak di mata publik super egonya yang tidak logis dan amat tidak berkualitas," ucap Damai. 

Damai lantas membocorkan tentang apa yang dilakukan Yusril selama ini. Terutama ketika masuk bersama partai-partai koalisi pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Damai mengatakan Yusril, melalui Kaban, pernah meminta bantuan kepada Rizieq agar mendorong parpol pengusung Prabowo-Sandi untuk memberi bantuan suara kepada PBB. Bahkan, kata Damai, Yusril sendiri juga pernah meminta bantuan secara tertulis kepada parpol pengusung Prabowo-Sandi agar diberikan banyak suara.

Menurut Damai, sikap tersebut merupakan bukti bahwa Yusril memang gagal mengelola partainya sendiri. 

"Usul dengan cara mengemis minta bantuan suara terhadap partai lain yang sama-sama berkompetisi adalah suatu keanehan dalam praktik politik maupun teori politis, sama dengan pesimisme, bentuk kegagalan atau identik pengemis suara," kata Damai. 

"Sama juga YIM menunjukkan dirinya lemah atau tidak percaya diri selaku pemimpin partai,' lanjutnya. 

(sumber: cnnindonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini