JAKARTA - Beberapa waktu terakhir publik terentak dengan manuver politik Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang bertemu Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Manuver Paloh mulai dilakukan setelah pengumuman Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan hubungan Nasdem dengan koalisi pemerintah dan Jokowi cukup baik. Tetapi, ia melihat hubungan Nasdem dengan PDIP relatif dinamis serta cenderung bergejolak.
"Jika ada partai yang bermanuver ngajak Gerindra ke koalisi Jokowi, kenapa Nasdem ketemu dengan PKS dipersoalkan, padahal Nasdem tak pernah ngajak PKS ke koalisi. Kira-kira itu pesan yang tersirat dari manuver Nasdem belakangan," ucap Adi saat berbincang dengan Okezone, Minggu (10/11/2019).
Jika ditarik ke belakang, manuver politik Surya Paloh dengan sejumlah pihak non-Jokowi sudah terjadi cukup lama. Pada 24 Juli 2019, bos Media Group itu justru menjamu Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan di saat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Seiring berjalannya waktu, Paloh mengunjungi Presiden PKS Sohibul Iman. Terkini, potret kedekatan Paloh dan Anies kembali terlihat tatkala Anies menghadiri Kongres Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat 8 November 2019 malam.
Surya Paloh dan Megawati Baik-Baik Saja
Ketua DPP Nasem Irma Suryani Chaniago menegaskan hubungan partainya dengan koalisi pemerintah sangat baik. Dia juga mengklaim hubungan ketumnya Surya Paloh dengan Megawati sangat baik serta tidak ada masalah.
"Insya Allah hubungan SP dengan Bu Mega tidak ada masalah," ucap Irma ketika dihubungi terpisah.
Ia memastikan Nasdem akan solid mengawal pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin selama lima tahun ke depan. Hal itu, kata dia, sesuai jargon Nasdem yang sudah dibuat sejak dahulu.
Sementara Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat memastikan hubungan Megawati dan Surya Paloh baik-baik saja dan tidak ada masalah.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini juga melihat rangkulan Paloh dan Sohibul Iman adalah hal biasa. Di sisi lain, Djarot melihat Jokowi tidak bermaksud menyindir Paloh.
"Kalau saya melihatnya rangkulan biasa saja. Pak Jokowi juga tidak maksud menyindir. Dia ngomong apa adanya. (Hubungan Mega dan Paloh) baik-baik saja, tidak ada masalah," ungkap Djarot.
Sebagaimana diketahui, isu keretakan hubungan antara Nasdem dan koalisi pemerintah kian menyeruak usai pertemuan Surya Paloh dengan Sohibul Iman. Presiden Jokowi bahkan merasa cemburu karena tidak pernah dipeluk Surya Paloh seerat memeluk Sohibul Iman.
Jokowi sendiri belum tahu apa maksud Paloh yang beberapa waktu terakhir bermanuver ke kubu sebelah. Paloh pun menjawab itu. Dia mengaku heran pertemuannya dengan pentolan PKS dicurigai banyak pihak, namun tidak mengungkapkan siapa saja mereka.
Paloh lalu berbicara tentang partai yang mengaku paling Pancasilais dan nasionalis, tetapi dalam praktiknya berbeda. Pada pernyataan ini pun dia tidak menyebut partai mana yang dimaksud.
(okezone.com)