PEKANBARU, riaueditor.com - Pemotongan anggaran safari Ramadhan Wakil Gubernur (Wagubri) Edy Natar Nasution yang diduga atas instruksi Gubernur Riau Syamsuar sampai ke awak media dalam bentuk rekaman audio.
Terdengar jelas Wagubri Edy Natar Nasution dengan nada emosi menyebut ketidakadilan dan merasa dizolimi dengan pemotongan anggaran safari Ramadhan yang kesepakatan awalnya Rp 50 juta untuk kabupaten/kota di luar Pekanbaru menjadi Rp 25 juta.
"Pertanyaan saya, pak Gub itu di Rohil ada 50, ada 25, itu anggaran dari mana--dijawab petugas dari CSR Bank Riau--, lanjut Wagub, kenapa dia bisa 75 sementara saya disuruh 25 di Kampar itu," ujar Wagubri Edy Natar.
Wagub menyarankan untuk tidak melakukan ketidakadilan, "Kamu katanya ketua mesjid, saya mau datang me mesjid memberikan bantuan, terus dipotong, dimana akal sehat kalian, apa sekedar untuk pencitraan," tukas Edy Natar.
Wagubri menegaskan jika tidak niat jangan dikasih, rakyat juga tidak mengemis, "Saya yakin kalo ditanya mereka bukan pengemis, kewajiban kita yang harus memperhatikan mereka," tegas Edy.
Dengan rasa penuh kecewa Edy Natar merasa sudah dizolimi, "Saya mohon maaf, kalau kezoliman seperti ini saya pertaruhkan jabatan saya, Jangan main-main dengan saya ya, empat tahun saya di sini saya tidak pernah mengganggu orang, saya tidak pernah mengusili orang, tapi kenapa kalian zolimi seperti itu," ungkap Wagubri kesal.
Kepada petugas BRK Syariah kembali mantan Danrem 031 Wira Bima ini menyatakan akan mengejar ketidakadilan yang dinilainya sudah terlalu parah itu.
"Saya pertanyakan ini, jangan main-main dengan saya. Ketidakadilan ini sudah terlalu parah, selama ini saya diam saja. Tapi kalo sudah sampai dana untuk ummat diperlakukan begitu, bulan puasa lagi, itu jahat sekali," ungkap Edy kesal.
Kembali Wagubri menegaskan jika hasil rapat BRK Syariah sudah menetapkan di luar Pekanbaru di 12 kabupaten/kota itu bantuan Gubernur Rp 50 juta dan Wakil Gubernur Rp50 juta.
"Kenapa kok bisa Gubernur memerintahkan kamu saya dipotong Rp 25 juta, sementara beliau di satu kabupaten Rp 50 juta dan Rp 25 juta," mohon maaf saya yang begini ini, ulas Wagubri.
Diberitakan sebelumnya, Wagubri Edy Natar Nasution mengatakan bahwa pemotongan anggaran tersebut merupakan bentuk ketidakadilan yang harus dihentikan.
"Untuk itu saya membatalkan dan menghentikan Safari Ramadhan ini karena akan mengecewakan masyarakat dan saya juga tidak mau berbohong kepada masyarakat," ujar Wagubri Edy Natar Nasution, Kamis (6/4/2023) di Pekanbaru.
Bantuan yang disebutkan merupakan bantuan dari BRKS berupa CSR. Pada tahun sebelumnya, baik tim Gubernur maupun tim Wakil Gubernur sama-sama menyalurkan Rp 50 juta untuk masjid. Namun, tahun ini Gubernur Riau memerintahkan pemotongan anggaran tim Wagubri menjadi Rp25 juta, sementara tim Gubernur tetap Rp50 juta.
"Setelah jadwal seterusnya ada perintah dari beliau (Gubernur Riau. Red) untuk tim Wagubri dikurangi menjadi Rp25 juta," kata Edy Natar Nasution.
Menanggapi situasi ini, Mantan Danrem 031 Wira Bima ini pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas pembatalan Safari Ramadhan.
"Maaf, saya tidak melanjutkan Safari Ramadhan karena ada perlakuan yang tidak adil dari Gubernur. Saya harap masyarakat bisa memahami dan tidak kecewa dengan pembatalan yang saya lakukan ini," tutupnya. (har)