MANUSIA satu sama lain bersaudara sehingga mewajibkan mereka saling mengasihi. Karena itu tidak sempurna iman seseorang pabila ia tidak mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Manusia memiliki kebebasan dalam segala hal, termasuk kebebasan memilih aqidah. Tidak ada paksaan untuk memasuki suatu agama, dan tidak ada iman kecuali setelah tunduk kepada hujjah dan ajaran yang baik.
Dasar Islam tidak menetapkan system pemerintahan, namun Islam meletakan dasar peradapan manusia yang akan berkembang sepanjang zaman sesuai perkembangan pengetahuan manusia dan pemikirannya.
Dasar Islam bagi peradapan manusia itu bersifat spiritual yang akan membimbing manusia mengatur perilakunya dan hubungan baik dengan sesamanya dalam kehidupan berdasarkan persaudaraan, kasih sayang, kebajikan dan takwa, yang pada gilirannya mengatur kehidupan ekonomi bagi manusia itu sendiri.
Didalam kenyataan sosial umat manusia yana jamak ini menganut keyakinan yang beragam, yang menjadi sumber keresahan dalam sumber kehidupan. Karena itu Islam mengajak kepada persatuan akidah sebagai ajaran dasar yang sederhana dan mudah dicerna oleh akal fikiran manusia dari berbagai bangsa dan pada masa yang berbeda.
Islam menawarkan konsep tauhid agar percaya kepada keesaan Tuhan. Esensinya untuk mempersatukan umat manusia dalam keyakinan yang tidak mempersekutukan Allah, dan menjadi dasar hubungan antar sesama umat manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagaimana Al-Qur'an menyatakan, 'Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni perbuatan yang mempersekutukan Dia dan Dia akan mengampuni dosa-dosa lain bagi siapa yang dikehendakiNya (Q.S. An- Nisa/4:48). Untuk itu manusia harus tunduk dan mengikuti sunnatullah, tidak boleh menyimpang dariNya.
Segala sesuatu, termasuk kehidupan manusia telah ditetapkan ukuran dan kadarnya. Keyakinan yang mengesakan Allah dan mengakui sunnahNya di alam semesta membawa kepada persamaan diantara sesama manusia di hadapan Tuhan, dan ketundukan mereka atas dasar persamaan. Atas prinsip persamaan inilah orang Arab mengadakan hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
Bersamaan dengan itu, Islam tidak dipaksakan kepada manusia dengan pedang maupun gencatan senjata, karena itu kebebasan beragama dan kebebasan berpendapat dijamin dalam Islam.
Sistem pemerintahan dalam Islam yang berkembang dalam sejarah tidak hanya ditentukan oleh prinsip-prinsip ajaran saja (faktor interen), tapi juga dipengaruhi oleh situasi lingkungan, sejarah, budaya dan tingkat perkembangan peradapan dan intelektual.
Hal ini terbukti dalam sejarah betapa corak dan bentuk pemerintahan Islam sangat beragam, yang terkadang bertentangan dengan perinsip ajaran Islam. Oleh karena pengaruh lingkungan setempat, perkembangan tingkat peradaban dan intelektual serta budaya asing tak dapat dihindari, maka apapun sistem pemerintahan yang dibuat hendaknya tidak menyalahi peradapan manusia dalam perinsip Islam.
Selama manusia menjadi khalifah di muka bumi berarti ialah pemimpin, penanggung jawab, penguasa, dan penyingkap misteri alam semesta. Hal ini tidak akan terealisasi kecuali jika dibarengi oleh ilmu pengetahuan agar bisa menundukkan kekuatan-kekuatan alam semesta dalam rangka perwujudan kemajuan peradaban dan kemuliaan manusia.
Selagi alam semesta ditundukkan oleh Allah demi kepentingan manusia, makanya manusia sangat dituntut mengeksploitasinya demi kepentingan kemajuan peradaban, human service, serta demi kemuliaan spesies manusia. Untuk itu kita semakin menyadari bahwa kemuliaan yang Allah anugerahkan pada manusia merupakan salah satu akses menuju sebuah peradaban modern dan akses menuju penemuan hal-hal baru dalam ilmu pengetahuan dan sains.
Jika Islam telah dibekali dengan prinsip-prinsip di atas keuniversalan konsep ilmu, memikirkan hasil ciptaan Allah, manusia makhluk yang mulia, persamaan derajat dan HAM, dan terbuka, maka sudah sepantasnya bagi umat Islam yang benar-benar memahami prinsip-prinsip agama mereka dan bertindak selaras dengan tuntutan syariat Islam untuk membawa obor penerang ilmu pengetahuan dan sains, mengenalkan panji-panji peradaban dan kemajuan Islam ke pentas dunia, menjadi penguasa dan pemimpin dunia, pembawa suluh hidayah ke tengah-tengah percaturan kemajuan bangsa-bangsa serta mampu menjadi mercusuar yang bersinar terang.
Tidak hanya itu, bahkan belahan dunia Barat dan Timur berupaya menyerap hasil pengetahuan umat Islam, menimba ilmu dari sumber-sumber sains Islam serta bangkit menuju pencerahan, berkat peradaban dan kemajuan Islam.
Penulis: ARIFIN SIDIK, S.Sy
Staf Bagian Organisasi
Setdakab. SIAK