5 Narasumber Nyatakan Banyak Permasalahan Pada Proyek Perkantoran Pemko Pekanbaru di Tenayan Raya

Redaksi Redaksi
5 Narasumber Nyatakan Banyak Permasalahan Pada Proyek Perkantoran Pemko Pekanbaru di Tenayan Raya
riaueditor

PEKANBARU, riaueditor.com - Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Pekanbaru melalui BPPH PP Kota Pekanbaru pada hari Ini, Kamis (16/1/2020) menggelar Dialog/Focus Group Discussion yang dengan Tema `Sudah Benarkah Proyek Multiyears Perkantoran Pemko Pekanbaru di Tenayan Raya?`.

Pada FGD tersebut Ketua Panitia, Alfred Ziliwu menyampaikan bahwa sebagai narasumber dihadiri oleh Ir Mardianto Manan MT, selaku pengamat perkotaan, Saiman Pakpahan SIP, MSi selaku Pengamat Kebijakan Publik, Roy Manurung dari Jurnalis, Ahlul Fadli mewakili WALHI RIAU dan Taufik dari Fitra Riau. 

FGD yang dimulai pada pukul 9.30 Wib diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Pemuda Pancasila dan laporan Ketua Panitia. 

Dalam sambutannya Ketua BPPH MPC PP Pekanbaru menyampaikan bahwa FGD ini akan diadakan secara berkelanjutan sebagai bentuk dukungan terhadap Visi Pemuda Pancasila yang menuju paradigma intelektualitas dan akademis.

Sejalan dengan itu Sekretaris MPC PP Pekanbaru, Mustakim JM, SPd, MPd yang membacakan sambutan Ketua MPC menyampaikan, bahwa sangat mengapresiasi adanya FGD ini, dan juga menyampaikan bahwa Pemuda Pancasila kedepan akan terus mengawal dan mengawasi jalannya roda pemerintahan, setiap kebijakan walikota akan kita awasi dan kita pantau.

"Kalau kebijakan bagus demi kepentingan masyarakat kita akan dukung, tapi jika ada hal hal menyimpang, Pemuda Pancasila akan jadi garda terdepan mengkritisinya," ucap Mustakin. 

Diskusi kemudian dibuka oleh Penyampaian pandangan dari Ir Mardianto Manan, MT yang pada intinya secara teori akademik meragukan keberadaan IMB dan AMDAL Pusat Perkantoran Pemko tersebut.

Begitu juga dengan Saiman Pakpahan dan Roy Manurung yang menyatakan adanya dugaan longkalikong antara Legislatif dan Eksekutif dalam Proyek Multiyears yang menelan anggaran mencapai 1 triliun lebih tersebut.

Roy Manurung Bahkan secara tegas mempertanyakan kenapa aparat penegak hukum tidak menyentuh sama sekali Proyek Multiyears perkantoran Pemko tersebut.

Dikesempatan tersebut, Saiman Pakpahan juga menyampaikan bahwa urgensi apa yang menjadi dasar pemindahan pusat perkantoran, apa untuk mencapai visi Kota Smart City?.

"Sangat jauh tujuan dan pembangunan yang ada saat ini," ujarnya. 

Sementara itu Taufik dari Fitra Riau menyampaikan bahwa dalam investigasi Fitra, dokumen dokumen proyek tidak ditemukan dalam LPSE, dan tidak ada Dalam RPJMD. 

Terkait RTRW Kota Pekanbaru, Ahlul Fadli dari Walhi Riau menyatakan bahwa sampai saat ini Pekanbaru belum memiliki RTRW, masih dalam proses, namun sangat aneh di Tenayan dicanangkan menjadi kawasan industri dan saat ini sedang dalam proses pembangunan PLTU.

"Bagaimana pusat perkantoran pemerintah berada dipusat kawasan industri, ini sangat aneh dan janggal," kata Ahlul. 

Sehingga, pada akhirnya pada closing statement seluruh narasumber menyampaikan bahwa masih banyak pertanyaan besar yang belum terjawab dalam Proyek Multiyears Perkantoran Tenayan Raya, mulai dari IMB, Amdal, pembebasan lahan, izin pembebasan kawasan, status tanah, dan penganggaran serta pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh beberapa perusahaan plat merah tersebut. 

Beberapa audiens yang sempat diberikan waktu untuk menyampaikan pandangannya juga sepakat, isu Perkantoran Tenayan kembali diungkap dan dihangatkan agar masyarakat tahu dan peduli.

Hal itu diungkapkan oleh perwakilan dari HMI Cabang Pekanbaru, Praktisi Hukum, dan LSM.

Diskusi berakhir pada pukul 12.30 Wib ini, ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada Narasumber oleh Sekretaris MPC PP Pekanbaru dan dilanjutkan foto bersama. (**)


Tag:
5

Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini