Studi RSCM: 40 Persen Anak Terkonfirmasi Positif COVID-19 Meninggal Dunia

Redaksi Redaksi
Studi RSCM: 40 Persen Anak Terkonfirmasi Positif COVID-19 Meninggal Dunia
Orang tua mendampingi anaknya saat menjalani tes Covid-19 di GOR Kecamatan Makasar, Jakarta, Senin (17/5/2021). Pemkot Jakarta Timur menggelar tes Covid-19 gratis bagi warga yang baru tiba di Ibu Kota guna mencegah penyebaran virus Corona usai mudik. (mer

JAKARTA - Studi yang dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menemukan pasien anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan PCR, 40 persen meninggal dunia. 

Penelitian kematian COVID-19 pada anak ini berjudul, Mortality in children with positive SARS-CoV-2 polymerase chain reaction test: Lessons learned from a tertiary referral hospital in Indonesia dilakukan Rismala Dewi dan Nasiti Kaswandi, dkk dari Departemen Pediatrik RSCM-FKUI.

Penelitian pasien COVID-19 dilakukan sepanjang Maret-Oktober 2020. Studi menggunakan data yang dikumpulkan dari rekam medis pasien COVID-19 di RSCM.

Selama masa studi, ada 490 pasien dirawat dan didiagnosis dengan dugaan dan kemungkinan COVID-19. Dari jumlah tersebut, 50 pasien (10,2 persen) terkonfirmasi COVID-19 dan 20 pasien (40 persen) memiliki tingkat yang fatal.

Tingkat kematian lebih tinggi pada pasien berusia 10 tahun, dikategorikan dengan gejala penyakit berat saat masuk ke rumah sakit, ditambah penyakit kronis yang mendasarinya. Tanda-tanda klinis yang paling umum itu gejala umum COVID-19, sedangkan sindrom gangguan pernapasan akut dan syok septik--peradangan di seluruh tubuh--adalah dua penyebab kematian yang paling umum.

Ada peningkatan kadar prokalsitonin--penanda infeksi bakteri dengan atau tanpa sepsis, D-dimer--penanda potensial penggumpalan darah, laktat dehidrogenase dan presepsin ditemukan pada semua kasus yang fatal. Satu pasien anak mengalami sindrom inflamasi multisistem.

Kami menyoroti tingkat kematian yang tinggi pada pasien anak dengan tes PCR positif COVID-19. Temuan ini mungkin terkait atau bertepatan dengan infeksi COVID-19. Studi lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan pemahaman tentang sindrom pernapasan akut COVID-19 parah, yang mengakibatkan kematian pada anak-anak dengan penyakit komorbiditas, tulis peneliti.

(sumber: Liputan6.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini