Petinggi AS Beberkan 4 Negara Asia Kini di Jurang Krisis

Redaksi Redaksi
Petinggi AS Beberkan 4 Negara Asia Kini di Jurang Krisis
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbicara pada acara Pertemuan Tahunan Asian Development Bank (ADB) ke-57 di Tbilisi, Georgia, Minggu (5/5/2024). (CNBC Indonesia/Maikel Jefriando)

TBILISI - Pemerintah Amerika Serikat (AS) melihat pemulihan ekonomi di Asia Pasifik pasca pandemi Covid-19 belum merata. Setidaknya empat negara yang berada dalam situasi yang masih terpuruk, yaitu Pakistan, Sri Lanka, Maladewa, dan Laos.

"Diperlukan reformasi pada negara-negara itu," kata Asisten Menteri Keuangan AS Alexia Latortue dalam Pertemuan Tahunan Asian Development Bank (ADB) ke-57 di Tbilisi, Georgia, Minggu (5/5/2024).

Kawasan Asia Pasifik secara keseluruhan, menurut Latortue tampak baik dengan pertumbuhan yang relatif kuat dan tangguh. Akan tetapi masih ada beberapa negara yang alami keterpurukan akibat faktor eksternal dan internal.

Hal ini tak terlepas dari hantaman empat krisis yang terjadi sekaligus selama beberapa waktu terakhir. Adalah perubahan iklim, konflik, kerawanan pangan dan peningkatan utang yang semakin besar.

"Secara lebih luas, kawasan ini menghadapi risiko, termasuk kondisi keuangan global yang lebih ketat, perlambatan permintaan domestik di China dan tingkat utang yang tinggi," jelasnya.

Menurut Latortue, ADB dapat memainkan peran agar negara yang jatuh ke jurang krisis bisa kembali pulih. Sementara negara yang kini mampu tumbuh positif dapat mempertahankan momentum.

"Ketika negara-negara berupaya mempertahankan momentum pertumbuhan

dan mengelola risiko-risiko ini, mereka akan terus mengandalkan lembaga-lembaga keuangan internasional seperti ADB," paparnya.

Ada empat hal yang perlu dilakukan ADB, yaitu pertama memberikan layanan berkualitas tinggi pendanaan pembangunan, termasuk pendanaan iklim. Kedua, memobilisasi dana tambahan, termasuk mengatur sumber daya dalam negeri dan memungkinkan investasi oleh sektor swasta. Ketiga, menghimpun peran para pemangku kepentingan dan keempat berfungsi sebagai acuan di regional..

"Agenda ini masih jauh dari selesai. Tantangan-tantangan yang mendesak seperti perubahan iklim, konflik dan kerapuhan, serta pandemi mengancam kemajuan pembangunan yang telah dicapai dengan susah payah, dan kami mendesak hal ini komitmen berkelanjutan untuk melakukan reformasi," pungkasnya.(sumber)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini