Ini Penyebab Ramai-ramai Negara Arab Kutuk India, AS Bongkar Laporan Diskriminasi Terbaru

Redaksi Redaksi
Ini Penyebab Ramai-ramai Negara Arab Kutuk India, AS Bongkar Laporan Diskriminasi Terbaru
Foto: Ilustrasi Bendera India. AP/

JAKARTA - Sejumlah negara di kawasan Arab mengutuk keras India, Minggu (5/6/2022). Mereka mengecam Negeri Bollywood tersebut karena penghinaan terhadap Muslim.

Ini bermula saat Juru Bicara Bharatiya Janata (BJP), partai penguasa, Nupur Sharma memberikan pernyataan yang menyinggung Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Aisyah di televisi. Hal itu akhirnya membuat Arab Saudi cs melayangkan kecaman dan menyebutnya "Islamofobia".

"Menghina Muslim ... meminta penghormatan terhadap kepercayaan dan agama," kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dikutip AFP.

"Qatar mengharapkan permintaan maaf publik dan kecaman segera atas pernyataan ini dari pemerintah India," bunyi pernyataan Kemlu Qatar, ketika Wakil Presiden India Venkaiah Naidu datang mengunjungi negara itu untuk meningkatkan perdagangan kemarin.

"Membiarkan pernyataan Islamofobia seperti itu berlanjut tanpa hukuman merupakan bahaya besar bagi perlindungan hak asasi manusia dan akan menciptakan siklus kekerasan dan kebencian," tambahnya.

Kuwait juga melayangkan protes ke India. Warga negara itu bahkan menyerukan boikot barang-barang India di Arab.

Sebenarnya persoalan ini sempat dijabarkan Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu. Dalam dokumennya yang rilis Jumat (3/6/2022), AS menyatakan bahwa pejabat di India mendukung "serangan terhadap kelompok dari agama minoritas di negara itu seperti Muslim dan Kristen".

Dalam laporan tahunan tentang kebebasan beragama internasional, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan beberapa kasus serangan ditemukan di tempat-tempat ibadah umat minoritas.

"Di India, negara demokrasi terbesar di dunia dan rumah bagi keragaman agama yang besar, kami telah melihat meningkatnya serangan terhadap orang-orang di tempat-tempat ibadah," kata Blinken dikutip laman yang sama.

Duta Besar AS untuk Kebebasan Beragama Internasional, Rashad Hussain, juga mengatakan demikian. Ia menambahkan bahwa di India, beberapa pejabat bahkan mendukung meningkatnya serangan terhadap orang dan tempat ibadah.

AS pun menunjuk pada undang-undang yang membatasi konversi agama di India. Hal ini mengutip laporan diskriminasi terhadap umat Muslim dan Kristen.

"Politisi membuat pernyataan publik yang menghasut atau posting media sosial tentang agama minoritas," tambah laporan AS.

Pemerintah nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi diketahui seringkali dikritik karena dugaan diskriminatif. Terbaru, kasus diskriminasi yang dilaporkan adalah larangan berhijab di sekolah dan universitas wilayah Karnataka.

Sekretaris partai Modi BJP, Yashpal Suvarna bahkan menyebut larangan ini diberlakukan seiring dengan India yang akan mengarah kepada negara yang berpolitik dan berekonomi dengan landasan Hindu. Hal ini biasa dikenal sebagai 'Hindu Rashtra'.

Sementara itu, dalam update terbaru, Sharma sendiri telah membuat komentar di akun Twitter. Ia membela komentarnya sebagai "tanggapan atas penghinaan yang dibuat terhadap dewa Hindu Siwa".

"Jika kata-kata saya telah menyebabkan ketidaknyamanan atau menyakiti perasaan keagamaan siapa pun, saya dengan ini menarik pernyataan saya tanpa syarat," katanya lagi.

(sumber: CNBCIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini