Saudi Tolak Dukung Rencana Perdamaian AS Jika Yerusalem Timur Tak Jadi Ibu Kota Palestina

Redaksi Redaksi
Saudi Tolak Dukung Rencana Perdamaian AS Jika Yerusalem Timur Tak Jadi Ibu Kota Palestina
(Foto: Reuters)
Presiden AS, Donald Trump dan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz.

RIYADH - Arab Saudi dilaporkan telah memberi jaminan kepada sekutu-sekutu Arabnya bahwa Riyadh tidak akan mendukung rencana Amerika Serikat (AS) untuk perdamaian di Timur Tengah yang tidak menyinggung mengenai status Yerusalem atau hak kembali bagi pengungsi Palestina.

Media Israel, Haaretz melaporkan dengan mengutip dua diplomat senior, Raja Salman bin Abdulaziz telah mengatakan kepada Pemerintahan Presiden Donald Trump bahwa Riyadh tidak akan mendukung rencana AS untuk perdamaian Palestina dan Israel jika rencana itu tidak termasuk menjadikan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.

"Mereka memberi tahu pemerintah, 'apa yang bisa kami lakukan untuk Anda sebelum Yerusalem, kami tidak akan bisa melakukannya sekarang'," demikian disampaikan seorang sumber diplomatik sebagaimana dilansir Sputnik, Selasa (31/7/2018). Laporan Haaretz tersebut merujuk pada pengakuan AS terkait Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan pemindahan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Akhir pekan lalu, Reuters melaporkan bahwa Raja Salman telah meyakinkan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas akan dukungannya. Duta Besar Palestina untuk Riyadh, Basem Al-Agha mengatakan, Raja Salman menyampaikan pada Abbas bahwa dia tidak akan meninggalkan Palestina dan "menerima apa yang diterima Palestina dan menolak apa yang ditolak Palestina".

Al-Agha juga mengatakan kepada Reuters bahwa Raja Salman mengirim pesan yang jelas bahwa status hak-hak pengungsi Jerusalem dan Palestina untuk kembali ke tanah air mereka telah kembali di atas meja ketika dia menamai konferensi Liga Arab 2018 "The Jerusalem Summit" dan mengumumkan USD200 juta dalam bantuan untuk rakyat Palestina.

Berdasarkan laporan laman intelijen Israel, DEBKAfile, rencana perdamaian AS kemungkinan akan memberikan kedaulatan yang terbatas bagi Palestina atas setengah dari wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat dan Desa Abu Dis di sebelah timur Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Laporan lain yang dilansir Haaretz pada Juni mengungkapkan bahwa negara-negara Arab telah memperingatkan AS untuk tidak membuka rencana perdamaiannya karena dikhawatirkan akan menimbulkan kekacauan lebih jauh di wilayah itu.

(okezone.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini