Jefry Noer Panen Cabai di Desa Danau Lancang

Redaksi Redaksi
Jefry Noer Panen Cabai di Desa Danau Lancang
humas kampar
Bupati Kampar Jefry Noer bersama angota DPRD Provinsi Riau Eva Yuliana memanen cabai di lahan milik kelompok Muslim di Desa Danau Lancang, Kecamatan Tapung Hulu, Rabu (15/4).
KAMPAR, riaueditor.com - Bupati Kampar Jefry Noer bersama angota DPRD Provinsi Riau Eva Yuliana memanen cabai di lahan milik kelompok Muslim di Desa Danau Lancang, Kecamatan Tapung Hulu, Rabu (15/4).

Ditambahkan Jefry Noer bahwa panen cabai kali ini banyak diserang hama penyakit, banyak cabai yang keriting, menindaklanjuti hal itu. Dirirnya memerintahkan kepada Kepala Dinas Pertanian untuk segera mencarikan solusi hama ini bersama tim penyuluh kecamatan dan desa khususnya di Desa Danau Lancang ini.

"Panen yang lalu sebatang tanaman cabai mampu menghasilkan 2 kilogram cabai, tapi panen kali ini hanya 1 kilogram cabai, hal ini jelas mengalami penurunan. Kadis dan UPT atau penyuluh untuk memperbaiki masalah hama yang menyerang tanaman cabai ini," ujar Jefry Noer.

Dilain arahannya, Jefry Noer meminta kepada Kepala Dinas Pertanian untuk menunjuk alumni yang berprestasi terutama juara 1-10 untuk menjadi penyuluh swakarsa, dan mereka diberikan penghasilan, supaya mereka jadi fokus untuk membantu petani yang ada disini.

Ditambahkan Jefry Noer dalam arahannya bahwa kepada seluruh alumni P4S untuk berusaha baik bidang perikanan, perternakan, semuanya harus memiliki ilmu pengetahuan. Pemda saat ini sedang menjalankan program baru, yakni RTMPE, lahan yang dibutuhkan tidak banyak, cukup 1.000 meter hingga 1.500 meter dengan lahan itu mampu menghasilkan minimal Rp10 juta.

Program tersebut merupakan program terbaru Pemkab Kampar yang masuk dalam 3 Zero plus target swasembada pangan dan energi. Program ini mengedepankan pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan berbagai kebutuhan rumah tangga yang lebih dari cukup.

Di atas lahan seribu meter persegi itu, nantinya setiap rumah tangga dapat memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bisa enam ekor, dan untuk lahan seluas 1.500 meter persegi, maka akan bisa lebih banyak lagi.

Kemudian, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelor dengan hasil lebih kurang 50 butir telor per hari. Selanjutnya juga ada kolam untuk perikanan. Sementara untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, mulai dari bawang, jamur, cabai, dan lainnya.

Kemudian dari sapi yang dipelihara tersebut, juga akan menghasilkan lebih kurang 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi biourine dimana harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter. Biourine dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi, begitu juga dengan kotoran padat yang dihasilkan sapi-sapi tersebut juga dapat menghasilkan biogas sebagai alternatif bahan bakar.

Jefry Noer mengatakan, melalui program ini masyarakat benar-benar akan sejahtera jika serius melaksanakannya. Karena hasilnya tidak main-main, bisa membuat masyarakat yang tadinya miskin menjadi jutawan dan tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

"Mau masak tinggal beli garam, dan bumbu-bumbu saja. Mau bawang, cabai dan sayuran, tinggal dipanen di halaman rumah. Untuk masak, sudah ada biogas dan ikan yang dipelihara sendiri," katanya.

Jefry merincikan, jika program ini dijalankan dengan baik dan serius, maka hasilnya juga lebih dari memuaskan. Seperti bio urine hasil dari kotoran cair sapi yang dipelihara, per bulannya dapat menghasilkan lebih seribu liter.

"Anggap saja yang jadi atau berhasil diolah itu 250 liter, artinya sudah menghasilkan uang lebih dari Rp6 juta. Belum lagi dari hasil pertanian dan perikanan yang jika serius dijalankan juga akan mendatangkan uang," katanya.

Eva Yuliana dalam sambutannya mengatakan bahwa, dirinya bersama komisi B bagian keuangan, bidang keuangan, Apa yg menjadi keinginan kita untuk meraih dana sebanyak-banyaknya di Provinsi Riau.

"Hal ini sengaja saya pilih, untuk mengawal penyaluran dana untuk Kampar, ini semua saya lakukan hanya untuk masyarakat Kampar, saya juga mohon dukungan apa yang direncanakan bupati demi kesejahteraan. Mari kita satukan visi dan misi demi kemakmuran masyarakat Kampar. DPRD Provinsi Riau selalu memihak kepada kabupaten asalkan semuanya bermuara untuk kepentingan masyarakat kabupaten Kampar," paparnya.

Sementara itu ketua kelompok, Muslim mengatakan bahwa ini adalah panen ke delapan, panen kali ini telah lewat masa panen raya, bibit cabai ini berasal dari mutiara bumi dari jawa, untuk pemasaran di kampar murah, mencapai 12 per perkilogram. "Jadi kami pasarkan ke luar Kampar, seperti di Kabupaten Rohul dan luar daerah lainnya," ujar dia.

Ditambahkan Muslim, target panen kali ini diusahakan mencapai 10 hingga 11 ton. Perbatang sekitar 1kg. "Di lahan seluas 3 hektar ini 1 hektarnya ditanam sebanyak 13 ribu batang, memang panen kali ini menurun dari panen sebelumnya," pungkas Muslim. (rls/hmskampar)

Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini