Catat! Ini Tiga Tahap Penghapusan Premium & Pertalite di SPBU

Redaksi Redaksi
Catat! Ini Tiga Tahap Penghapusan Premium & Pertalite di SPBU
Foto: Infografis/Premium Dihapus?/Edward Ricardo

JAKARTA - Pemerintah mewacanakan untuk menghapus bahan bakar minyak (BBM) RON rendah seperti Premium dan Pertalite. Sebagai perusahaan pelat merah yang bertanggung jawab dalam produksi hingga distribusi, PT Pertamina (Persero) sudah menyiapkan sejumlah langkah.

Dalam bahan paparan yang disampaikan di Komisi VII DPR RI, terdapat tiga tahap yang disiapkan oleh perseroan.

Pertama, pengurangan BBM RON 88 disertai dengan edukasi dan campaign untuk mendorong konsumen menggunakan BBM RON 90.

Kedua, pengurangan BBM RON 88 dan 90 di SPBU disertai dengan edukasi dan campaign untuk mendorong konsumen menggunakan BBM di atas RON 90.

Ketiga, simplifikasi produk yang dijual di SPBU hanya menjadi dua varian yakni BBM RON 91/92 dan BBM RON 95.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan akan ada perubahan sangat besar dalam industri migas dunia. Apalagi ditambah adanya pandemi Covid-19.

"Energi fosil akan peak 2030, renewable energy akan meningkat. Perubahan tidak lama lagi 10 tahun. Tidak bisa bicara tentang eksisting bisnis fossil fuel dengan renewable energy diletakkan dalam fokus yang sama," kata Nicke.

Rencana penghapusan BBM RON rendah menuai concern dari parlemen. Menurut Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat Sartono Hutomo, kabar penghapusan itu menjadi pertanyaan banyak orang.

"Menghapus dan menghilangkan Premium dan Pertalite saya rasa ini juga hal yang sangat mengejutkan bagi masyarakat. Ini kan masyarakat luas pakai ini," kata Sartono.

Lebih lanjut, dia menduga, ada upaya untuk menghilangkan BBM subisidi dengan menggunakan dalih lingkungan hidup.

Terkait hal ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, BBM jenis Premium dan Pertalite masih akan tersedia. Kendati begitu, Arifin bilang sudah tidak banyak lagi negara yang menggunakan BBM jenis itu alias hanya enam negara termasuk Indonesia.

"Ke depannya akan ada penggantian untuk menggunakan energi yang lebih bersih yang dampaknya bisa meringankan beban lingkungan," kata Arifin.

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan jika BBM jenis Premium sudah banyak ditinggalkan. Menurutnya hanya tujuh negara miskin yang masih memproduksi premium. BBM RON rendah, lanjut Ahok, berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan.

"Polusi banget kalau orang ngisep kena kanker paru-paru macam-macam. Nambah-nambah jebolnya biaya BPJS Kesehatan juga. Orang hidup sehat ya dicabut gitu loh sediakan transportasi umum yang murah dan banyak," kata Ahok dalam podcast cuap cuap cuan CNBC Indonesia.

Ahok mencontohkan di Jakarta. Ketika masih menjabat sebagai gubernur, ia menyediakan rumah susun hingga menggratiskan TransJakarta bagi orang miskin. Efeknya, orang miskin tidak butuh ongkos untuk transportasi, sehingga bensin tidak lagi dibutuhkan.

"Kenapa subsidi bensin, dibeli orang dicampur sama Pertamax, dari oktan 88 jadi oktan 90 dia jualan. Tapi kalau mau kita cabut dia bilang tidak berpihak pada orang miskin. Kan lucu kan," ujar Ahok.

(CNBCIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini