BENGKALIS, riaueditor.com - Hari Jadi Bengkalis ke 512 tahun 2024 mempunyai sejarah panjang, pada usia yang sudah lebih dari 5 abad ini Bengkalis terus berkembang, hingga tahun 2024 ini masih tercipta kedamaian di lingkungan masyarakatnya meskipun beragam suku.
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Harian Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis Datuk Syaukani Al Karim menyampaikan kepada Tameng Adat LAMR Kabupaten Bengkalis yang hampir berjumlah 1.000 orang dan mereka taat setia terhadap Datuk Seri Setia Amanah walaupun mereka di perintah tidak akan mati berdiri dan tidak akan berlutut sedikitpun serta taat setia pada payung panji adat masyarakat Melayu kabupaten Bengkalis.
Di bawah pimpinan Panglima Perdana Munawwar Rosidi, SE dari tanah Kecamatan Bathin Solapan, Setia Usaha Heru Tri Wahyudi, Hulubalang Bathin Solapan Deppi Rusdianto, Hulubalang Mandau Handana, Hulubalang Siak Kecil Muflizar, Hulubalang Bengkalis Bob Rizal dan Hulubalang Bantan.
Kami menghimbau kepada tameng adat lamr kab bengkalis kepada anak kemanakan terutamanya yg berbadan tegap tidak pandang muda mari kita kawal negeri kita ini, kawalah negeri kita ini selamat atau tidak selamat ini pesan Datuk Syaukani Al Karim
Datuk Syaukani Al Karim menyebutkan sejak tahun 1512 sampai hari ini sudah berusia 512 tahun, diawali dengan bukti sejarah seperti pada masa penjajahan Portugis hingga zaman kolonial Belanda.
"Penetapan hari jadi Bengkalis tersebut banyak ditemukan bukti sejarah di pulau Bengkalis ini, dan bukti sejarah juga pernah terjadinya perang dengan bangsa lain dan adanya bukti bukti peninggalan sejarah yang ada sampai saat ini," ungkap Syaukani Al Karim.
Ditambahkan Datuk Syaukani bahwa untuk penetapan hari jadi Bengkalis 30 Juli 1512 tersebut sudah berdasarkan kajian yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis yang diketuai oleh (alm) H. Zahary ketika zaman bupati Syamsurizal.
"Dengan mengambil kesimpulan dan mengusulkan Hari Jadi Bengkalis tanggal 30 Juli 1512. Kemudian disahkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis nomor 20 tahun 2004 tentang Hari Jadi Bengkalis," kata Syaukani.
Kalau dikupas dari sejarah kata Datuk Syaukani dimulai dari kepemimpinan Sultan Mahmud Syah Sultan Malaka, yang mengutus Hang Nadim yang merupakan anak dari Hang Jebat, untuk membangun kekuatan tempur di Bengkalis dan Bukit Batu untuk melawan Portugis.
"Bengkalis waktu itu, di bawah pimpinan Bathin Senggoro yang bernama Bathin Hitam mempersiapkan pasukan dari suku Senggeren," katanya.
Bukit Batu mempersiapkan pasukan dari suku Tenggayun yang dipimpin Tun Megat, bersama suku-suku laut di bawah pengawasan Sultan Mahmud Syah.
“Dengan dipimpin oleh Laksamana Hang Nadim, Juli 1512, pasukan gabungan tersebut menyerbu pasukan Portugis di Pagoh Muar. Pasukan Portugis dipimpin oleh Fernaopires De Andrade. Dengan pertempuran yang sengit akhirnya pasukan melayu gabungan dapat mengalahkan dan memukul mundur Portugis di Pagoh Muar,” kata Saukani.
Saling serang antara Portugis dan Sultan Mahmud Syah terus terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Peristiwa kemenangan suku Senggeren dari Bengkalis inilah yang menjadi dasar tim pencari data perumus hari jadi Bengkalis. Tim ini dibentuk oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis dengan diketuai oleh (alm) H. Zahary dengan mengambil kesimpulan dan mengusulkan Hari Jadi Bengkalis tanggal 30 Juli 1512. Kemudian disahkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis nomor 20 tahun 2004 tentang Hari Jadi Bengkalis.
Peristiwa heroik ini menjadi tonggak sejarah bahwa kita telah menunjukkan eksistensi kepada bangsa penjajah, bahwa masyarakat Bengkalis memiliki semangat juang yang luar biasa dan gagah berani.
Datuk Syaukani Al Karim menyebutkan sejak tahun 1512 sampai hari ini sudah berusia 512 tahun, diawali dengan bukti sejarah seperti pada masa penjajahan portugis hingga zaman kolonial belanda.
"Penetapan hari jadi Bengkalis tersebut banyak ditemukan bukti sejarah di pulau Bengkalis ini, dan bukti sejarah juga pernah terjadinya perang dengan bangsa lain dan adanya bukti bukti peninggalan sejarah yang ada sampai saat ini," ungkap Syaukani Al Karim.
Ditambahkan Datuk Syaukani bahwa untuk penetapan hari jadi Bengkalis 30 Juli 1512 tersebut sudah berdasarkan kajian yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis yang diketuai oleh (alm) H. Zahary ketika zaman bupati Syamsurizal.
"Dengan mengambil kesimpulan dan mengusulkan Hari Jadi Bengkalis tanggal 30 Juli 1512. Kemudian disahkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis nomor 20 tahun 2004 tentang Hari Jadi Bengkalis," kata Syaukani.
Kalau dikupas dari sejarah kata Datuk Syaukani dimulai dari kepemimpinan Sultan Mahmud Syah Sultan Malaka, yang mengutus Hang Nadim yang merupakan anak dari Hang Jebat, untuk membangun kekuatan tempur di Bengkalis dan Bukit Batu untuk melawan Portugis.
"Bengkalis waktu itu, di bawah pimpinan Bathin Senggoro yang bernama Bathin Hitam mempersiapkan pasukan dari suku Senggeren," katanya.
Bukit Batu mempersiapkan pasukan dari suku Tenggayun yang dipimpin Tun Megat, bersama suku-suku laut dibawah pengawasan Sultan Mahmud Syah.
“Dengan dipimpin oleh Laksamana Hang Nadim, Juli 1512, pasukan gabungan tersebut menyerbu pasukan Portugis di Pagoh Muar. Pasukan Portugis dipimpin oleh Fernaopires De Andrade. Dengan pertempuran yang sengit akhirnya pasukan melayu gabungan dapat mengalahkan dan memukul mundur Portugis di Pagoh Muar,” kata Saukani.(dody)