PEKANBARU - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berupaya memulihkan sektor pariwisata Indonesia dengan meluncurkan beberapa program kebijakan. Termasuk di daerah, salah satunya melalui program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) dengan anggaran sebesar Rp60 miliar.
Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Henky Manurung dalam dialog Berwisata Sambil Jalani Protokol Kesehatan yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (10/6).
Dikatakan Henky, bahwa Kemenparekraf juga tengah menggodok Dana Hibah Pariwisata jilid II di 2021 sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi nasional di Kemenparekraf.
Hengky menyebutkan, program ini juga akan di berlakukan di seluruh daerah di Idonesia untuk percepatan pembangunan pariwisata. Dimana percepatan pembangunan ini telah dilakukan sebelumnya dibeberapa wilayah. Yaitu kawasan 5 destinasi super prioritas di tanah air, seperti Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Danau Toba.
"Pengembangan 5 destinasi super prioritas dilakukan dari berbagai aspek, sesuai arahan Presiden. Mulai dari akselerasi infrastruktur yang dikerjakan lintas sektor serta implementasi Cleanliness, Health, Safety, dan Environment (CHSE) di destinasi wisata," katanya.
Ia menambahkan, ada keyakinan pertumbuhan di sektor pariwisata akan bisa segera tercapai. Sebagai contoh, secara aktual perekonomian di Yogyakarta sekarang tumbuh di angka 6 persen dan diikuti oleh pertumbuhan angka keterisian hotelnya juga.
"Dengan situasi sekarang ini sebenarnya masyarakat rindu untuk berwisata tetapi tetap dengan menjaga protokol kesehatan," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati, jika dengan adanya dukungan pemerintah ini, ia akan lebih fokus pada ASITA yang ada di berbagai daerah yang terus mempromosikan destinasi wisata lokal maupun domestik.
"Sebelumnya kita sudah mempromosikan wisata, untuk itu. Kita memberikan ruang baru bagi promosi destinasi wisata domestik untuk warga Indonesia," katanya.
Nunung juga menilai Kemenparekraf berkomitmen untuk menangani dampak COVID-19 ini di sektor pariwisata bersama asosiasi pengusaha lainnya.
"Mudah-mudahan dengan adanya stimulus yang digelontorkan pemerintah akan membangkitkan sektor pariwisata ini. Tidak sampai di situ, pemerintah juga terus memikirkan cara supaya stimulus yang diberikan ini efektif," terang Nunung.
Sementara, Tenaga Kesehatan dan Pelaku Perjalanan Wisata, dr Ratih C Sari mengatakan, bahwa penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata sudah sangat layak untuk dikunjungi wisatawan.
"Saya perhatikan saat berwisata ke Bali, dalam pelaksanaannya pemerintah sudah mendesain langkah untuk menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat saat berwisata," ujarnya.
Hal tersebut menurut dr Ratih, menambah perasaan aman bagi masyarakat dan dihimbau pula bagi wisatawan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan 3M.
"Selama kita menjalankan protokol tersebut, sebenarnya tidak mengurangi kesenangan yang kita dapat dari kegiatan berwisata. Sehingga bisa kembali ke rumah dengan kondisi sehat," tutupnya.
(MCR)