PEMUDA Indonesia turut mewarnai perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Pemuda memiliki peran dalam Agent of Change, berawal dari Boedi Oetomo yang berdiri 20 Mei 1908 di mana pergerakan Boedi Oetomo merupakan bagian sejarah panjang pergerakan pemuda Indonesia.
Di samping itu, organisasi pergerakan pemuda dari berbagai latar belakang pun mulai banyak berdiri. Beberapa di antaranya Indische Vereeninging dan berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia, dan juga berdirinya organisasi kepemudaan yang lain seperti Indische Partij, Serikat Islam, dan Muhammadiyah.
Hal demikianlah yang kemudian menjadi awal munculnya pergerakan pemuda dalam melawan kolonialisme Belanda serta membangkitkan munculnya gerakan organisasi kepemudaan lainnya.
Dalam periode selanjutnya, organisasi pergerakan pemuda bermunculan lagi yang ditandai dengan berdirinya Kelompok Studi Indonesia yang di motori oleh Soetomo dan Kelompok Studi Umum yang di motori oleh Soekarno, hingga terbentuknya organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang berperan menghimpun pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang.
Puncaknya, sebuah peristiwa bersejarah dengan lahirnya ikrar pemuda "Sumpah Pemuda" pada Kongres kedua pada tanggal 26-28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 memberikan pelajaran kepada kita bagaimana menyikapi perbedaan sikap primordial, suku, agama, ras dan kultur, serta berbagai kepentingan menjadi kekuatan, bukan sebagai faktor yang melemahkan.
Dalam sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, golongan muda mengadakan rapat pada 15 Agustus 1945 malam di Pegangsaan Timur, Jakarta. Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh dan menyepakati bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak rakyat Indonesia, tidak tergantung dari pihak lain. Golongan muda membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok yang pada akhirnya menyetujui proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.
Sejarah Sejarah perjuangan pemuda lainnya dapat dilihat seperti sejarah Tritura yang dimotori mahasiswa yang berisikan pemuda dengan seruan Tiga Tuntutan Rakyat, yang menjadi titik balik pergantian rezim Orde Lama pada tahun 1966 serta tuntuntuan Reformasi yang dimotori mahasiswa yang berisikan pemuda yang menjadikan pergantian rezim Orde Baru pada tahun 1998.
Tantangan dan Harapan
Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, di mana generasi saat ini harus menciptakan sejarah baru, bukan hanya mengagungkan kebesaran masa lalu.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dan berubah sangat cepat, di mana di era disruspsi ini, perubahan-perubahan itu terjadi di seluruh sektor kehidupan sosial kita baik pada sisi politik, ekonomi, teknologi dan lainnya.
Hal ini menjadi tantangan generasi saat ini, di mana generasi saat ini harus dapat adaptif dan inovatif di seluruh perubahan yang ada. Tantangan zaman bukanlah suatu pilihan. Ia harus dihadapi dengan etika, moral, dan ilmu pengetahuan yang mumpuni.
Tantangan akan membawa pemuda Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar, terutama dalam hal persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sebagai Agent of Change, pemuda diharapkan melek politik dengan tujuan agar dapat mengkritik kebijakan pemerintah secara objektif, meningkatkan sikap toleransi dalam masyarakat, memilih pemimpin yang berintegritas berkualitas serta siap menjadi pemimpin masa depan bangsa.
Di sinilah tujuannya, di sinilah harapan masyarakat untuk generasi pemuda yang akan membawa perubahan bagi bangsa Indonesia. Harapannya yaitu pemuda dapat bersatu untuk menangani tantangan zaman bersama-sama, menjadi pemimpin yang cerdas dan memiliki moral yang mumpuni.
Seperti apa yang telah diucap Bung Karno dalam pidatonya yang memberikan motivasi bagi para pemuda: “Berikan aku seribu orang tua niscaya kucabut semeru dari akarnya, berikan aku sepuluh pemuda yang membara, cintanya kepada tanah air dan akan kuguncangkan dunia.”