Mulai Melunak, RI Bakal Setop PLTU Dengan Hati-Hati

Redaksi Redaksi
Mulai Melunak, RI Bakal Setop PLTU Dengan Hati-Hati
Foto: Infografis/ Perjalanan PLN Pensiunkan PLTU Batu Bara/Edward Ricardo

JAKARTA - Pemerintah mulanya memiliki target ambisius dalam memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Bahkan, mulanya ditargetkan akan berkurang hingga 9,2 Giga Watt (GW) sebelum 2030.

Namun kini pemerintah mulai melunak dan menyebut akan memensiunkan PLTU dengan lebih hati-hati.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto.

Dalam acara Coal Outlook CNBC Indonesia, Rabu (24/11/2021), dia mengatakan, transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan harus terencana dengan baik dan rinci. Eksekusinya pun menurutnya memerlukan waktu bertahun-tahun.

Dia berpandangan, target transisi energi, termasuk memensiunkan PLTU, ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai hanya untuk penuhi komitmen internasional.

"Memang harus dirancang dengan hati-hati, gak bisa pengen sekedar penuhi komitmen internasional," ungkapnya dalam "Coal Outlook: Meneropong Masa Depan Industri Batu Bara Indonesia" CNBC Indonesia, Rabu (24/11/2021).

Menurutnya, kepentingan dalam negeri juga merupakan hal penting yang tidak boleh dikesampingkan. Dia menegaskan, transisi energi dan green economy harus melihat kepentingan nasional.

"Jangan terburu-buru dan berpikir kontribusi ke internasional dan ketersediaan pendanaan harus tersedia, kepentingan nasional kita perlu perhatikan, batu bara masih komponen energi nasional," ungkapnya.

"Jadi kepentingan nasional harus benar-benar diperhatikan," tegasnya.

Namun demikian, menurutnya ada hal lain yang juga perlu menjadi perhatian pelaku industri, yakni negara maju seperti Eropa akan menerapkan income carbon tax di tahun 2026.

"Barang dengan karbon tinggi akan dikenakan pajak tambahan, kayak aluminium ini kan konsumsi electricity-nya tinggi. Transisi ini gak bisa diabaikan, di satu sisi kepentingan nasional, namun ada faktor-faktor dorong lebih cepat," ucapnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, menurutnya Presiden telah menyampaikan untuk mendorong pemanfaatan energi dari panas bumi, angin, surya, dan lainnya secara optimal.

"Saya kira pak Presiden visinya sudah ke depan, kita optimalkan renewable energy supaya bisa penuhi kebutuhan industri green product, ini hal yang gak bisa diabaikan," paparnya.

(sumber: CNBCIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini