Waspada Puncak Kerawanan Karhutla pada September 2023

Redaksi Redaksi
Waspada Puncak Kerawanan Karhutla pada September 2023
Satgas Karhutla Kalsel memadamkan kebakaran lahan di wilayah Kota Banjarbaru, Rabu (17/5/2023). (Liputan6.com/Aslam Mahfuz)

JAKARTA - Sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau menurut analisis prakiraan musim kemarau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK menyebut puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus sampai September 2023 dan perlu diwaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (13/9/2023), Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Manajemen Landscape Fire, Raffles B Panjaitan menyebut September 2023 cuaca wilayah Tanah Air masih sangat panas. Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab munculnya karhutla.

"Tentu ini menjadi peringatan kita bersama untuk waspada dan siap siaga akan kejadian karhutla," kata Raffles.

Ia menerangkan upaya mitigasi kebakaran hutan telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Deretan langkah yang dilaksanakan itu meliputi memetakan wilayah rawan kebakaran untuk ditangani; pengelolaan kawasan hutan dengan membuat ilaran, sekat bakar, sekat kanal; pengembangan hutan kemasyarakatan; pengembangan sistem peringatan dini kebakaran hutan; serta pelatihan penanggulangan bencana bagi masyarakat dan pengembangan inovasi pengendalian karhutla kebakaran hutan.

Raffles menyebut upaya yang dilakukan pihaknya sangat mengurangi potensi kerawanan karhutla dengan kondisi cuaca karena dampak El Nino seperti 2015 dan 2019. "Selain itu, upaya ini juga harus dilakukan bersama-sama oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas, untuk mengurangi risiko dan dampak dari karhutla," tambahnya.

Bila dibandingkan dengan Januari hingga Agustus 2022, luas karhutla di Indonesia mengalami kenaikan seluas 128.426,47 hektare (ha). Namun, wilayah konvensional rawan karhutla seperti: Riau mengalami penurunan 1.592 ha, Sumut mengalami penurunan 4.535 ha, dan Jambi mengalami penurunan seluas 445 ha.(sumber)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini