Sabut Kelapa Disulap Jadi Cocopeat: Solusi Cerdas Ramah Lingkungan untuk Petani Metro

Redaksi Redaksi
Sabut Kelapa Disulap Jadi Cocopeat: Solusi Cerdas Ramah Lingkungan untuk Petani Metro
Istimewa

METRO - Program sosialisasi pemanfaatan sabut kelapa menjadi cocopeat telah diluncurkan di Kelurahan Metro, 15 Agustus 2024 LALU mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Cocopeat, serbuk halus hasil olahan sabut kelapa, menawarkan berbagai manfaat sebagai media tanam yang efisien dan ramah lingkungan.

Dalam dialog dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), mereka menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat dan tepat bagi masyarakat Kelurahan Metro.

"Program ini sangat bermanfaat dan tepat bagi masyarakat Kelurahan Metro karena banyaknya perkebunan kelapa namun kurangnya pemanfaatan dari sabut kelapa itu sendiri," ujar Dosen Pembimbing Lapangan M. Yogi Riyantama Isjoni, SE,. MM.

Ketua Kukerta Kelurahan Metro, Muhamad Jaya Sampurna yang juga pemateri pada sosialisasi tersebut menjelaskan manfaat dari cocopeat kepada masyarakat tani Kelurahan Metro, di mana cocopeat ini memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air yang baik, menyediakan aerasi optimal untuk akar tanaman, dan kaya akan nutrisi alami seperti kalium dan magnesium.

"Sedangkan penggunaan EM4 (Effective Microorganisms) campuran mikroorganisme baik, juga dapat mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan kesuburan tanah saat digunakan bersama cocopeat," katanya.

Lanjutnya, dalam proses pembuatan cocopeat ini melibatkan pemilihan dan pembersihan sabut kelapa, perendaman dalam air selama 24 jam untuk melunakkan seratnya, dan pengayakan untuk memisahkan serat halus.

"Penambahan EM4 menjadi opsional untuk memperkaya mikroorganisme dalam media tanam. Setelah itu, cocopeat dikeringkan di bawah sinar matahari hingga kadar airnya rendah. Kelebihan cocopeat mencakup kemampuannya menyerap dan menyimpan air dengan baik, ramah lingkungan, dan menyediakan aerasi yang baik untuk akar tanaman. Namun, proses pengolahan yang cukup panjang dan kebutuhan ruang luas untuk pengeringan menjadi beberapa tantangan yang perlu diatasi," urai Jaya

Jaya menambahkan, penggunaan cocopeat harus direndam dalam air selama 30 menit sebelum dicampurkan dengan tanah dalam perbandingan 1:1.

"Cocopeat yang kering dapat membantu menjaga kelembaban tanah lebih lama dan memperbaiki struktur tanah, serta mempercepat pertumbuhan akar tanaman. Namun, perlu diperhatikan bahwa cocopeat harus bebas dari jamur dan kotoran sebelum digunakan, dan beberapa tanaman mungkin memerlukan tambahan pupuk karena cocopeat tidak mengandung banyak unsur hara utama seperti nitrogen," katanya.

Menanggapi sosialisasi cocopeat yang dilakukan oleh mahasiswa Kukerta UNRI, Ketua Kelompok Tani Metro, M Taher mengaku sangat bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan Metro, khususnya bagi kami yang memiliki banyak kebun kelapa.

"Dengan adanya pelatihan ini, kami mendapatkan pengetahuan baru tentang bagaimana memanfaatkan limbah sabut kelapa menjadi cocopeat, yang bisa digunakan sebagai media tanam. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi hasil perkebunan kami. Kami berharap, dengan inovasi ini, produktivitas kelapa di daerah kami akan meningkat dan lebih berkelanjutan," tambahnya.

Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memanfaatkan limbah organik secara berkelanjutan dan ekonomis, membawa manfaat besar bagi petani lokal dan lingkungan.(*)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini