TG.PERANAP, riaueditor.com– Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi.
Kondisi pelabuhan yang tidak memadai membuat sebagian pekerjaan bongkar muat di pelabuhan Kampung Balak, Desa Tanjung Peranap menjadi terhambat. Apalagi didalam kondisi hujan, sering kali pemilik barang maupun penumpang mengeluh kebasahan karena jalan pelantar pelabuhan tersebut tidak ada atapnya.
Seperti yang diungkapkan salah seorang buruh angkat dipelabuhan tersebut, yang terkadang terpaksa menunda pekerjaan untuk mengeluarkan barang. "Kami berharap sekali kalau pemerintah merehab pelabuhan ini. Kalau panas masih bisa kita tahan, tapi kalau hujan kita harus jaga barang-barang tidak basah, ini yang bikin kami kewalahan," ungkap Jang, salah satu buruh pelabuhan.
Hal senada juga ucapkan oleh Atan, selain meminta dibangunkan atap, mereka juga berharap kiri kanan jembatan tersbeut dibangun pagar. "Kita kuatir, keselamatan masyarakat juga, apalagi anak-anak. Kalau barang kita sering jatuh ke laut sudah biasa. Terpaksa kita membayar gantirugi kepada pemilik baraang yang jatuh itu," keluh Atan.
Keluhan dan harapan masyarakat itu dibenarkan oleh Kepala Desa Tanjung Peranap, Syahruddin. Pria yang akrap disapa Ical ini menuturkan, pelabuhan tersebut menjadi kebutuhan vital masyarakatnya. Bukan hanya untuk bongkar muat, namun juga untuk masyarakat turun naik transportasi laut.
"Kita berharap pemerintah daerah segera rehab pelabuhan ini, agar lebih aman. Masyarakat sering keluhkan kalau hujan, mereka harus berhimpitan menghindari air ketika menunggu kapal. Yang lebih kasihan buruh angkut barang yang sering kebasahan," ucap Ical.
Ia juga berharap ada pembangunan pagar untuk pelabuhan tersebut, karena tanpa pagar sangat rawan untuk keselamatan masyarakat terutama anak-anak. (je)