Harga Cabai Sudah Mulai Turun

Redaksi Redaksi
Harga Cabai Sudah Mulai Turun
ist.net
PEKANBARU, riaueditor.com- Pasca kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah berlaku sejak Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB menyebabkan kondisi kebutuhan pokok melambung tinggi. Pada hari yang sama sempat harga kebutuhan pokok seperti cabai meroket hingga Rp150 ribu perkilonya bersamaan terjadinya Jalur transportasi Riau Sumatera Barat lumpuh akibat longsor dijalan Nasional Desa Tanjung Pauh Kecamatan Lima Puluh Kota.

Pantauan wartawan pada Rabu (19/11) pagi diberapa pasar tradisonal di Pekanbaru, tampaknya harga kebutuhan pokok masyarkat sudah mulai turun terutama harga cabai yang kemarin mencapai Rp150 ribu saat ini sudah ditemukan pedagang menjual cabai Rp80 ribu perkilonya.

Hal ini diungkapkan langsung oleh pedagang pasar Senapelan, Jejeng mengaku kondisi harga kebutuhan pokok yang sempat merangkan naik, kini sudah mulai stabil. Pasalnya harga cabai yang diperjualbelikannya sejak pagi Rp80 ribu perkilonya.

"Memang beberapa pedagang cabai masih banyak yang menjual cabai dengan harga masih tinggi. Masih bervariasi, tapi pedagang yang menjual cabai diatas Rp100 ribu banyak yang tidak ada jual beli. Artinya daya minta beli masyarakat terhadap cabe merah tidak ada akibat harga cabai terlalu mahal," kata Jejeng ketika dikonfirmasi dipasar Senapelan, Rabu (19/11).

Ditanya persoalan kenaikan BBM yang terjadi berdampak dengan harga cabai yang melambung tinggi, Jejeng menyebutkan sebetulnya kenaikan BBM tidak berdampak pada kenaikan harga barang hanya beda penambahan di ongkos.

"Apalagi persoalan jalan putus juga tidak tak ada masalah. Sebetulnya cabe tidak berasal didaerah Sumatera Barat saja, tapi banyak cabe yang masuk dari Medan, Jawa, Lampung dan lainnya," ungkap Jejeng.

Untuk keebutuhan seperti sayuran, Jejeng mengungak tidak terjadi kenaikan yang berarti dari pasca BBM naik. "Hanya saja ongkos pengiriman saja yang bertambah. Memang terjadi kenaikan tapi tidak terlalu tinggi," sebut jejeng.

Meski begitu, Jejeng berharap kepada Pemerintah Kota (Pemko) untuk memantau kenaikan harga barang yang dinilai menyulitkan masyarakat. "Stabilkan harga disemua pasaran, karena kenaikan BBM putusnya jalan tidak ada pengaruh kepada kenaikan kebutuhan pokok. Jangan sampai masyarakat disulitkan karena jika kondisi harga barang mahal tidak akan ada pembeli yang mau membelinya sehingga dagangan kami menjadi tidak terjual," harap Jejeng singkat. (eza)

Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini