JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi buka suara terkait usulan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk mengirimkan pasukan perdamaian ke Palestina bila diminta oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Retno menyambut gagasan tersebut secara positif, terutama dalam konteks gencatan senjata.
"Yang dimaksud oleh Pak Prabowo adalah tentunya kalau ceasefire (gencatan senjata) sudah dapat terwujud the day after, apabila PBB memutuskan untuk mengirim pasukan perdamaiannya, maka Indonesia siap untuk mengirimkannya," kata Retno dalam kuliah umum 'Public Lecture Menlu RI: 'Diplomasi Indonesia untuk Palestina', di Balai Senat UGM, Senin (3/6/2024), dikutip dari detikcom.
Menurutnya, Indonesia memiliki pengalaman terkait hal tersebut karena memiliki kontribusi besar dalam mengirimkan pasukan perdamaian di bawah naungan PBB.
"Dan ini bukan hal yang pertama kali dilakukan Indonesia. Sudah di beberapa tempat kita mengirim pasukan perdamaian dan terbukti we are among the largest contributors, untuk pasukan perdamaian dan ini juga sejalan dengan konstitusi kita ikut menjaga perdamaian dunia," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan RI dan juga presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto menyatakan akan siap mengirim pasukan RI, penjaga perdamaian di Gaza, Palestina. Hal ini terungkap saat ia menjadi pembicara di The International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2024, Singapura, Sabtu.
Dalam sesi itu, di depan para partisipan, ia berpidato mengenai perdamaian dunia di mana dirinya menekankan kolaborasi dan dialog untuk semua konflik di dunia saat ini, mengacu pada hukum internasional. Gaza menjadi salah satu yang ia soroti.
"Bagi Indonesia, mengejar perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan adalah landasan utama dalam keterlibatan internasional kami. Kami yakin bahwa hanya melalui dialog dan kerja sama, kita dapat mencapai tujuan tersebut," ucap Prabowo dikutip CNBC Indonesia dari akun Youtube IISS.
Ia menganggap kolaborasi merupakan cara tunggal untuk menciptakan kesejahteraan dan harmoni di dunia. Oleh sebab itu, ia memastikan Indonesia berkomitmen kuat mengajak berbagai negara untuk berkolaborasi dan menjalin dialog dalam mencapai kepentingan bersama.
Prabowo juga memastikan, pemerintah Indonesia juga akan mendorong dunia menjunjung tinggi hukum internasional. Terutama dalam aspek menghormati kedaulatan nasional tiang negara dan integritas teritorial sebagaimana menjadi amanat Piagam PBB.
Ia pun menyoroti secara spesifik tentang konflik di Gaza, Palestina. Khususnya tindakan Israel yang telah menyerang masyarakat sipil yang tengah mengungsi di Rafah. Menurutnya, tindakan itu harus segera diinvetigasi karena telah mengorbankan anak-anak, perempuan, dan warga tak bersenjata.
"Saya ingin menyoroti peristiwa tragis terbaru di Rafah yang telah menyebabkan banyak korban jiwa yang tidak bersalah, termasuk anak-anak, perempuan, dan warga sipil tak bersenjata. Insiden yang memilukan ini mendorong kita untuk segera menyerukan investigasi menyeluruh terhadap bencana kemanusiaan ini. Memahami sepenuhnya tragedi ini sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan," tegas Prabowo.
"Kami meyakini bahwa bersama dengan banyak negara lain di dunia saat ini, satu-satunya solusi nyata untuk perdamaian dan keamanan yang langgeng bagi Israel dan Palestina adalah solusi dua negara," ujarnya.
Prabowo juga menekankan, bila dimintai bantuan oleh PBB untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian, Indonesia siap untuk menerjunkannya langsung ke Gaza. Demikian juga tenaga medis untuk mengevakuasi masyarakat sipil yang menjadi korban peperangan.
"Kami telah bersiap untuk melakukan apa pun yang kami bisa untuk memberikan bantuan kemanusiaan sebagaimana diperlukan dan ketika diminta oleh PBB kami siap untuk menyumbangkan pasukan penjaga perdamaian yang signifikan untuk mempertahankan dan memantau upaya gencatan senjata ini serta memberikan perlindungan dan keamanan kepada semua orang," kata Prabowo.
"Kami juga siap segera mengirimkan tenaga medis untuk mengoperasikan rumah sakit lapangan di Gaza dengan persetujuan semua pihak. Indonesia juga sangat bersedia mengevakuasi dan merawat warga Palestina yang terluka dan yang membutuhkan perawatan di rumah sakit Indonesia. Kami bersedia mengevakuasi hingga 1.000 pasien dalam waktu dekat jika situasi memungkinkan," tuturnya.(sumber)