PEKANBARU - Ketenagakerjaan memiliki hubungan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Ketersediaaan kesempatan kerja berpengaruh langsung pada peningkatan pendapatan per kapita masyarakat. Jika pendapatan bertambah, tentunya kesejahteraan akan semakin membaik.
Bonus demografi di mana kalangan milenial dan generasi Z mendominasi populasi jumlah penduduk saat ini merupakan bagian dari
angkatan kerja produktif. Bonus demografi menjadi sebuah berkah. Saat ini dan ke depannya karena Indonesia akan memiliki banyak angkatan kerja.
Parenta Tulus Manguasa S, ST, Kader Partai Solidaritas Indonesia yang konsen dengan masalah tenaga kerja khususnya tenaga kerja lokal di Riau menyampaikan, diperlukan perhatian
khusus untuk mengelola bonus demografi ini. Sebaliknya, jika tak diperhatikan dan dikelola dengan benar, bonus demografi justru akan menjadi bencana.
"Bonus demografi dapat menjadi salah satu modal besar untuk pertumbuhan dunia usaha baru yang menyerap tenaga kerja dari kalangan milenial dan generasi Z. Namun fenomena yang sering kita temui di Pekanbaru khususnya, lebih banyak angka pencari kerja dibanding tersedianya lapangan kerja," kata Parenta.
Bahkan saat ini tenaga kerja lokal sering tereleminasi ketika bersaing dengan tenaga kerja luar daerah. Hal ini berdampak pada menyempitnya kesempatan kerja yang berujung pada timbulnya pengangguran. Tentunya akan menjadi masalah besar bagi pemerintah.
Tingginya angka pengangguran di suatu daerah dipastikan akan berbanding lurus dengan tingginya angka berbagai permasalahan sosial serta angka kriminalitas.
Masalah ketenagakerjaan ini, khususnya tenaga kerja lokal, perlu benar-benar disikapi dengan serius oleh pemerintah daerah. Bahkan seharusnya hal itu telah dilakukan sejak awal dahulu.
Parenta menyebutkan, setidaknya ada lima poin langkah yang mesti diperhatikan. Pertama, peran pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja kota maupun provinsi untuk memberi kebijakan agar perusahaan lebih mengutamakan menggunakan tenaga kerja lokal.
"Nah, aturan ini harus benar-benar diterapkan. Tidak ada tarik ulur dalam hal ini. Potensi tenaga kerja lokal kita melimpah, juga dengan SDM yang tak kalah berkualitas," ujar Parenta.
Kedua, perlunya memperbanyak pelatihan kerja bersertifikat yang sifatnya tak berbayar bagi kalangan
tidak mampu. Ini bertujuan meningkatkan kualitas manusia yang siap kerja dan bersaing.
Ketiga, meningkatkan iklim investasi dengan harapan lahirnya pelaku usaha baru yang tentunya juga membuka lapangan kerja baru.
Keempat, meningkatkan pertumbuhan UMKM di tengah masyarakat. Ini agar pencari kerja dapat didorong untuk menjadi pelaku usaha bahkan nantinya dapat membuka kesempatan kerja baru dan menyerap tenaga kerja lokal.
"Kelima, mengurangi beban perusahaan terutama perusahaan kecil, Itu bisa berupa insentif pajak, kemudahan kredit hingga pemotongan premi asuransi sosial dan kebijakan lainnya yang sifatnya meringankan pelaku usaha untuk berkembang," kata Parenta yang merupakan kelahiran Pekanbaru ini.
Lanjutnya lagi, Pekanbaru yang berkembang dengan pesat saat ini memang menjadi magnet bagi tenaga kerja luar daerah. Bagaimanapun, tak ada alasan untuk mengeliminasi tenaga kerja lokal. Pelaku usaha yang tumbuh dan berkembang di Pekanbaru harus berkomitmen untuk mengutamakan tenaga kerja lokal.
"Jangan hanya karena tenaga kerja luar daerah bisa dibayar murah, lantas tenaga kerja lokal dilupakan begitu saja. Sudah menjadi tanggung jawab pelaku usaha untuk membangun daerah, termasuk memberdayakan warga lokal," tutur Parenta lagi.
Parenta Tulus Manguasa yang juga Caleg DPRD Kota Pekanbaru Dapil 1 nomor urut 6 dari Partai Solidaritas Indonesia ini menekankan, soal ketenagakerjaan ini menjadi sorotan penting baginya. PSI sebutnya akan siap mendorong berbagai pihak terkait agar tenaga kerja lokal dapat lebih diperhatikan.
"Ini tekad kita, memulai dan mendongkrak kesejahteraan warga Kota Pekanbaru dengan memperhatikan nasib tenaga kerja lokal kita. Jangan sampai anak-anak Pekanbaru hanya menjadi penonton di negeri sendiri," tegas Parenta mengakhiri.(Andi)