KENDARI - Gelombang kedua tenaga kerja asing (TKA) China akan tiba di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), esok, Selasa (30/6).
Sama seperti sebelumnya, para TKA asal Tiongkok ini akan menggunakan pesawat carteran dari China menuju Indonesia dan mendarat di Bandar Udara Haluoleo Kendari. Mereka akan bekerja untuk PT PT Virtue Dragon Nickel Indistry (VDNI) dan PT OSS.
"Sesuai jadwal besok tiba gelombang kedua. Kemarin sudah disampaikan oleh kepala imigrasi," kata Eksternal Affairs Manager PT VDNI Indrayanto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (29/6).
Indra belum bisa memastikan jumlah TKA China gelombang kedua itu. Kata dia, jumlah TKA yang didatangkan tergantung kondisi kesehatan setelah menjalani karantina di daerah asalnya.
"Saya belum dapat rilisnya itu dari Jakarta. Besok siang baru bisa dipastikan berapa orangnya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Imigrasi Kelas IA Kendari Hajar Aswad berujar kepada beberapa media bahwa ada 105 TKA China yang akan didatangkan pada gelombang kedua besok.
Namun saat CNNIndonesia.com memastikan informasi itu, Hajar tak mengangkat teleponnya. Ia juga tak membalas pesan WhatsApp dan menolak bertemu jurnalis saat didatangi di kantornya.
Menurut Indrayanto, TKA yang datang pada gelombang kedua ini akan bekerja pada pembangunan jaringan smelter 33 tungku di PT VDNI dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Mega-Industri Morosi Kabupaten Konawe.
Indra juga memastikan, TKA yang datang pada gelombang kedua ini telah mengantongi izin dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi termasuk soal visa kerja 312.
"Sudah klir itu visa mereka. Termasuk keahliannya," jelasnya.
Akan Disambut Demo
Seperti sebelumnya, kedatangan TKA asal Negeri Tirai Bambu itu akan diwarnai demonstrasi mahasiswa.
Ketua Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari Zulkarnain menyebut, pihaknya akan kembali memblokade jalan menuju Bandara Haluoleo Kendari.
Mereka juga akan berupaya tidak kecolongan seperti kedatangan 156 TKA sebelumnya, 23 Juni lalu.
"Pastinya kita akan turun lapangan lagi besok. Kita akan menutup akses ke sana (bandara)," kata Zulkarnain saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Menurut dia, pemerintah tidak terbuka soal status keahlian para TKA China yang didatangkan ini. Sebab, bila berkaca dari kedatangan 49 TKA sebelumnya yang hanya menggunakan visa 211 atau visa kunjungan, maka kedatangan TKA yang baru ini juga berpotensi hampir sama.
"Kami meminta agar RPTKA (rencana penggunaan tenaga kerja asing) dan visa kerjanya disampaikan ke publik. Itu yang ingin kami tahu," katanya.
Menurut dia, soal penggunaan visa 312 erat kaitannya dengan penerimaan pajak daerah.
Selain itu, visa tersebut untuk memastikan para TKA bekerja sesuai keahliannya, bukan bekerja untuk hal yang bisa dikerjakan tenaga kerja lokal.
Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sultra Saemu Alwi menyebut, administrasi 156 TKA China sudah tidak ada masalah setelah pihaknya melakukan pengecekan pada 24 Juni 2020 kemarin.
"Tidak ada masalah. Semua lengkap mereka gunakan visa 312," kata Saemu Alwi ditemui di kantornya.
Ia menyebut, sebanyak 300 TKA China akan dipekerjakan di PT OSS dengan 20 keahlian. Jumlah tenaga kerja lokal sebagai pendamping sebanyak 1.468 orang.
Sementara 200 orang TKA dipekerjakan di PT VDNI dan akan didampingi 3.413 tenaga kerja lokal.
"Jadi ini dikeluarkan oleh kementerian. Jadi mereka (TKA China) bekerja di bidang tertentu," jelasnya.
(CNNIndonesia.com)