SMI Sebut Tak Cuma RI yang Sulit Naik Kelas, Malaysia Juga

Redaksi Redaksi
SMI Sebut Tak Cuma RI yang Sulit Naik Kelas, Malaysia Juga
(CNNIndonesia/Adhi Wicaksono).
Menkeu Sri Mulyani menyebut selain RI, Malaysia dan Brasil juga terjebak dalam negara berpendapat menengah bahkan selama lebih dari 20 tahun.

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui Indonesia memiliki masalah fundamental menahun, yaitu terjebak sebagai negara berpendapatan menengah (middle income trap). Kendati begitu, ia mengklaim Indonesia bukan satu-satunya negara di dunia yang sulit keluar dari jebakan kelas menengah.

"Indonesia masih memiliki masalah fundamental yang masih harus tetap diatasi, yaitu bagaimana Indonesia bisa menghindari middle income trap," ungkap Ani, sapaan akrabnya, saat rapat bersama Badan Anggaran DPR, Kamis (18/6). 

Ia mengatakan Brasil, Meksiko, dan Malaysia pun belum berhasil naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi (high income country). Bahkan, ketiga negara tersebut sudah berada di level pendapatan menengah selama 20 tahun lebih.

"Banyak negara yang sudah menjadi middle income sejak tahun 1990-an hingga saat ini tidak pernah menjadi high income country," jelasnya. 

Brasil, misalnya. Ani mencatat setidaknya negara di kawasan Amerika Latin itu membutuhkan waktu 25 tahun untuk meningkatkan status dari lower middle income menjadi middle income. Sampai hari ini pun, Brasil tak kunjung berhasil jadi negara berpendapatan tinggi. 

Hal yang sama terjadi pula pada Meksiko. Negara tetangga Amerika Serikat itu mengalami perjalanan kelas ekonomi dari lower middle income menjadi upper middle income selama kurang lebih 28 tahun. 

"Sampai hari ini belum juga mencapai high income country," imbuh dia. 

Begitu pula dengan sesama negara di kawasan Asia Tenggara, Malaysia. Menurut catatan Ani, Negeri Jiran itu setidaknya butuh waktu 23 tahun untuk bisa meningkatkan status dari middle income menjadi upper middle income atau dari 1977 sampai 2000. 

Sementara perjalanan Indonesia, katanya, dari lower middle income hingga bisa lepas landas ke upper middle income mencapai 23 tahun. "Kita menjadi upper middle income baru satu tahun ini," imbuhnya. 

Tak hanya keempat negara ini, Ani menekankan banyak pula negara lain di dunia yang setidaknya sudah berada di middle income selama 10 tahun. Namun, sama halnya dengan keempat negara ini, mereka tidak juga berhasil menyulap diri jadi high income country.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mengatakan hanya sedikit negara di dunia yang mampu bekerja keras dan berhasil keluar dari jebakan middle income. Mereka adalah Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. 

"Jadi, pertanyaannya apakah Indonesia akan mengikuti Brasil, Meksiko, dan Malaysia yang selama 20 tahun tetap berada di upper middle income dan tidak bisa menjadi high income country? Ini bergantung cara kita (Indonesia) untuk mengatasi masalah middle income trap," tuturnya. 

Secara umum, Ani bilang ada beberapa fokus utama untuk bisa lepas dari jebakan ini, yaitu perbaikan produktivitas, daya saing, dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal-hal ini pun yang sedang berusaha dicapai pemerintah melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan. 

"Ini yang sudah disampaikan Pak Presiden (Jokowi) bahwa kita (Indonesia) harus fokus membangun kualitas SDM, infrastruktur, birokrasi, regulasi, dan mentransformasikan ekonomi," pungkasnya. 

Sebagai gambaran, menurut Bank Dunia, kelas low middle income merupakan negara dengan tingkat pendapatan nasional bruto (Gross National Income/GNI) sekitar US$996 sampai US$3.896 per kapita. Sementara, kelas upper middle income berpendapatan US$3.896 sampai US$12.055 per kapita.

(CNNIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini