Bersih-bersih Erick Thohir & Deretan Para Jenderal di BUMN

Redaksi Redaksi
Bersih-bersih Erick Thohir & Deretan Para Jenderal di BUMN
(Dok.BUMN)
Foto: Menteri BUMN, Erick Thohir bersama dengan Panglima TNI, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR dan Kepala BNPB, 23 Maret 2020.

JAKARATA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang giat-giatnya melakukan penggantian direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah demi perubahan ke arah yang lebih baik. Sejak dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Oktober 2019, Menteri BUMN Erick Thohir terus menginjak `pedal gas`.

Beberapa perombakan dilakukan mulai dari BUMN kelas kakap hingga perusahaan BUMN kelas menengah. Bahkan dia menegaskan akan memangkas jumlah BUMN dari sekitar 142 menjadi 70-80 BUMN.

Menariknya, dalam pergantian komisaris tersebut, Erick tak hanya menarik para profesional untuk bergabung ke Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN, tapi pendiri Mahaka Media itu juga merangkul para perwira tinggi dan jenderal baik dari TNI maupun Polri di jajaran perusahaan BUMN sebagai komisaris.

Sebelumnya, dalam penggantian komisaris di PT Pelindo I (Persero) pada 20 April 2020, kementerian memberhentikan Refly Harun sebagai komisaris utama, Heryadi, Bambang Setyo Wahyudi dan Lukita Dinarsyah Tuwo dari jabatan komisaris ini.

Dengan demikian, jajaran Komisaris Pelindo I menjadi :

Achmad Djamaludin - Komisaris Utama

Arman Depari - Komisaris

Herbert Timbo Parluhutan Siahaan - Komisaris Independen

Ahmad Perwira Mulia Tarigan - Komisaris Independen

Irma Suryani Chaniago - Komisaris Independen

Winata Supriatna - Komisaris

Perlu diketahui, Achmad Djamaluddin saat ini merupakan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) dan masih aktif di jabatannya ini.

Dilansir dari laman resmi wantannas.go.id, Achmad sebelumnya merupakan perwira Angkatan Laut yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi IV Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI.

Pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah ini mengawali kariernya pada 1980 di Akademi Angkatan Laut. Pernah juga mengisi posisi sebagai Pembantu Deputi Urusan Lingkungan Strategis Regional Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan pada 2012-2015.

Selain petinggi Dewan Ketahanan Nasional ini, Pelindo I juga kedatangan satu perwira lainnya, yakni Irjen Polisi Arman Depari. Arman saat ini lebih akrab dikenal sebagai Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Dilansir dari berbagai sumber, posisi ini ditempatinya sejak awal 2016. Arman sebelumnya pernah ditempatkan di Kepulauan Riau selaku Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda).

Tak hanya di Pelindo I, dalam perombakan komisaris di PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang dilaksanakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (10/6/2020), dua jenderal aktif TNI dan Polri diberikan posisi komisaris di PTBA.

Pertama, adalah Marsekal Madya (Marsda) Andi Pahril Pawi yang saat ini tercatat sebagai jenderal bintang dua di TNI AU yang sebelumnya menjabat Pejabat Tinggi Mabes TNI AU dan sebelumnya juga diamanahi jabatan Staf Ahli Bidang Hankam BIN (Badan Intelijen Negara).

Marsda Andi Pahril Pawi juga pernah bertugas sebagai Kepala Biro Pengamanan, Biro Pengamanan, Sekretariat Militer Presiden, dikutip dari data resmi Kementerian Pertahanan.

Selanjutnya ada Irjen Carlo Brix Tewu yang saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN. Dia merupakan perwira tinggi Polri bintang dua.

Carlo adalah petinggi polisi aktif yang ditarik oleh Erick memperkuat Kementerian BUMN. Inspektur Jenderal (Irjen) Carlo sebelumnya bertugas di Deputi V Bidkor Kamtibmas Kemenkopolhukam.

Adapun sebelumnya, komisaris utama perusahaan ini yakni Agus Suhartono juga merupakan mantan Panglima TNI yang menjabat pada 2010-2013. Dia merupakan seorang pensiunan dari TNI Angkatan Laut.

Berikut jajaran lengkap komisaris Bukit Asam :

Komisaris Utama/Independen: Agus Suhartono

Komisaris: Jhoni Ginting

Komisaris: E. Piterdono HZ

Komisaris: Carlo Brix Tewu

Komisaris Independen : Andi Pahril Pawi

Komisaris: Irwandy Arif

Dalam hal restrukturisasi BUMN, Erick Thohir mengatakan jumlah perusahaan BUMN hingga saat ini telah berhasil dikurangi dari sebelumnya 142 perusahaan menjadi 107 perusahaan. Upaya ini dilakukan dengan mengkonsolidasikan BUMN yang memiliki usaha yang sama.

"Khususnya pada situasi pandemi Covid-19 merupakan saat yang tepat untuk melakukan restrukturisasi untuk memperkuat posisi BUMN baik posisi keuangan maupun posisi dalam industri. Dari 142 BUMN sekarang ini kita bisa tinggal 107 BUMN. Ini akan kita turunkan terus kalau bisa ke angka 80," kata Erick dalam siaran persnya, Selasa (9/6/2020).

(CNBCIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini