SELATPANJANG, riaueditor.com - Guna menjaga kelestarian ekosistem hutan mangrove yang saat ini telah banyak dieksploitasi dan dialihfungsikan menjadi areal perkebunan, tambak maupun alih fungsi lainnya, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Meranti saat ini tengah memperkenalkan salah satu program perikanan melalui pengelolaan budidaya tambak udang ramah lingkungan atau silfo fishery yaitu pengelolaan tambak udang dengan tetap menjaga kelestarian magrove di sekitar lokasi pembudidayaan tersebut.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Meranti Ir Ahmad Yani MSi usai kegiatan lomba karya tulis ilmiah tingkat SLTA yang digelar belum lama ini.Dijelaskan Ahmad Yani, pola silfo fishery tersebut dilakukan dengan cara membuat pematang diareal hutan mangrove dengan tetap menjaga tanaman mangrove tersebut tumbuh dalam kawasan tambak yang menjadi tempat perkembangbiakkan benih udang.Menurutnya, pola tersebut sangat efektif dalam menjaga kelestarian hutan mangrove.
Ahmad Yani juga menjelaskan, selama ini tanaman mangrove yang hampir bisa ditemui di sepanjang pesisir wilayah Kepulauan Meranti perlu dilestarikan dan dijaga karena selain berfungsi sebagai green belt atau sabuk hijau untuk melindungi daratan dari abrasi dan gempuran ombak, juga menjadi tempat bagi perkembangbiakan berbagai jenis biota laut.
Ditambahkannya, berbagai kegiatan ekploitasi dan perusakan tanaman magrove berpotensi mengganggu ekosistem kelautan dan perikanan,"Hal ini tentunya tidak bisa dianggap sepele, jika dilihat secara kasat, satu batang mangrove ditebang untuk dijadikan kayu teki, hanya laku terjual 5 ribu rupiah misalnya, namun jika dilihat dengan mikroskop maka ada jutaan telur ikan maupun udang yang terancam punah di areal sekitar tanaman mangrove terutama di lumpur yang dilewati menuju lokasi batang mangrove tersebut.Jika dinilai dari sisi ekonomi kerugian yang dialami lebih besar karena potensi perikanan yang harusnya bisa dinikmati di masa yang akan datang justru punah dalam sekejap," ujarnya.
Selain itu, Ia juga menyatakan, dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan hendaknya bisa berkelanjutan dimana pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan tetap menjaga kelestarian sumberdaya tersebut dalam jangka panjang untuk kepentingan generasi mendatang. Dijelaskannya lagi, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang serampangan akan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem dan pada akhirnya akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia di masa yang akan datang.
"Dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem, maka secara tidak langsung kita mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang nantinya akan diwariskan kepada generasi mendatang.Dengan adanya pola pertambakan semacam ini juga diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan, sekaligus meningkatkan produksi udang sehingga dapat diusahakan secara ekonomis untuk mendorong berkembangnya petani tambak," tukasnya. (je)