SECARA mendadak Masjidil Haram dikerubungi belalang. Fenomena ini sangat langka dan mendapat perhatian banyak pihak.
Kejadian ini diketahui mulai berlangsung sejak dua hari yang lalu, tepatnya sejak Sabtu (12/1/2019). Secara khusus pada Okezone, Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadis Indonesia Ustadz Fauzan Amin menceritakan pengalamannya langsung di tanah suci tersebut.
"Fenomena tersebut saya saksikan sendiri di mana belalang-belalang tersebut menguasai pelataran, tembok dan udara Masjidil Haram," ceritanya pada Okezone melalui pesan WhatsApp, Senin (14/1/2019).
Ustadz Fauzan juga menjelaskan bahwa keberadaan belalang ini mengganggu khusyu'-nya ibadah para jamaah di Masjidil Haram. Selain mengganggu aktivitas ibadah, keberadaan belalang ini dikhawatirkan akan mengurangi pahala ibadah di tanah suci.
"Hal yang dikhawatirkan itu adalah kita takut menginjak belalang-belalang ini. Sebab, sangat dilarang bagi orang ihrom membunuh binatang," tambahnya.
Menyikapi fenomena ini, Ustadz Fauzan mengharapkan semua umat Islam untuk berpikiran positif bahwa itu fenomena biasa saja. Ini dikarenakan agar tidak menimbulkan diksi atau cerita baru yang liar dan memetik dongeng-dongeng yang menyesatkan.
Lalu, apakah ada makna tersendiri dari fenomena ini?
Ustadz Fauzan menjelaskan bahwa secara eksplisit tidak ditemukan dalil atau argumen khusus terkait fenomena belalang yang akhir-akhir ini bikin heboh tanah suci. Namun tidak salah juga bila kita merenungi (bertadabbur) atas segala yang terjadi.
Ada dua makna yang mungkin bisa dipetik dari fenomena belalang di tanah suci ini;
1. Ujian dari Allah
Ka'bah adalah pusat peradaban manusia
ان اول بيت وضع للناس للذى بمكة مباركا
Umat Islam berkumpul dalam rangka Umroh atau ibadah lain seperti salat.
Kehadiran belalang justru menjadi ujian bagi siapa pun yang melakukan ihrom, karena harus hati-hati agar tidak membunuh hewan di tanah haram, karena membunuh binatang termasuk larangan saat ihrom. Makanya, diharapkan untuk berhati-hati terutama saat ihrom.
2. Teguran dari Allah
Fenomena serbuan belalang juga pernah terjadi di zaman Nabi Musa, saat kaum Nabi Musa tidak mau bersyukur dan tdk beriman kepada Allah.
(QS: Al-A'rof 132-134)
وَقَالُوۡا مَهۡمَا تَاۡتِنَا بِهٖ مِنۡ اٰيَةٍ لِّـتَسۡحَرَنَا بِهَا ۙ فَمَا نَحۡنُ لَكَ بِمُؤۡمِنِيۡنَ
132. Dan mereka berkata (kepada Musa), "Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami, kami tidak akan beriman kepadamu."
فَاَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمُ الطُّوۡفَانَ وَالۡجَـرَادَ وَالۡقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ اٰيٰتٍ مُّفَصَّلٰتٍ فَاسۡتَكۡبَرُوۡا وَكَانُوۡا قَوۡمًا مُّجۡرِمِيۡنَ
133. Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.
"Segala yang terjadi patut kita renungi dalam rangka introspeksi diri. Fenomena ini bisa jadi ujian dari Allah khususnya bagi mereka yang lagi umroh atau bisa jadi teguran Allah bagi kita semua agar semakin memperkuat ketaqwaan kepada Allah dan memperkokoh persatuan umat. Wallahu a'lam," tambah Ustadz Fauzan.
(okezone.com)