Kasus RI Melonjak, Gejala Covid Varian Baru Muncul di Mata

Redaksi Redaksi
Kasus RI Melonjak, Gejala Covid Varian Baru Muncul di Mata
Foto: Pengunjung melakukan pemeriksaan test Covid-19 di salah satu Lab test Covid-19 di kawasan Cilandak, Jakarta, Kamis (11/11/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

JAKARTA - Varian baru Covid-19,XBB 1.16 atau Arcturus sudah masuk ke Indonesia. Hal ini menyebabkan lonjakan kembali terjadi.

Berdasarkan data per 29 April 2023, kasus harian dilaporkan bertambah sebanyak 2.074 orang. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan ini adalah angka tertinggi sejak 10 bulan terakhir.

Dalam keterangannya, Kemenkes mengatakan kenaikan kasus ini dipengaruhi oleh positivity rate yang meningkat menjadi 14,76%. Sementara untuk tingkat keterisian Rumah Sakit atau Bed Occupacy Ratio (BOR) juga naik jadi 7,47%.

Kasus meninggal juga dilaporkan meningkat sejak awal April 2023. Kenaikan paling signifikan terjadi pada 28 April 2023 dengan 37 kematian. Kemudian pada 29 April 2023 menurun dengan 14 kematian.

Gejala Khusus Covid-19 Varian Arcturus

Varian ini disebut punya gejala khusus. Yakni orang yang terinfeksi akan memiliki gejala mata merah.

Namun menurut WHO, gejala mata merah ini bukanlah sesuatu yang baru. Sebab sejak awal Covid merebak, laporan mata gatal dan perih sudah pernah ada.

"Ini bukan gejala baru. Namun mungkin lebih kini lebih banyak ditemukan," kata profesor penyakit menular University of California, Peter Chin-Hong dikutip dari NBC News, Rabu (3/5/2023).

Kehadiran varian baru juga menimbulkan pertanyaan soal efektivitas vaksin yang ada sekarang. Ching-Hong mengatakan tak terlalu khawatir soal vaksin.

Alasannya karena Arcturus mirip dengan varian sebelumnya, yang akan berpengaruh pada penggunaan vaksin.

"Karena sangat mirip dengan XBB 1.5, menurut kami vaksin akan baik-baik saja," ungkapnya.

Sementara itu, Ali Mokdad selaku profesor kesehatan global University of Washington menyebutkan belum bisa menentukan seberapa baik vaksin yang ada sekarang untuk melawan XBB 1.6.

Arcturus memang telah ditemukan di beberapa negara dan juga menyebabkan kenaikan kasus Covid-19. Termasuk di Indonesia dan Amerika Serikat.

WHO telah menetapkan Arcturus sebagai variant of interest. Sebab varian tersebut terus menyebar dan mengalahkan varian lainnya.

Memang masih terlalu dini untuk memprediksi soal XBB 1.16 di masa depan, ungkap Mokdad. Tapi dia meyakini jika hingga sekarang belum ada yang harus dikhawatirkan terkait varian baru tersebut.

"Kami belum melihat peningkatan rawat inap, kami belum melihat peningkatan indikator apapun yang membuat kami khawatir," ungkapnya.

(sumber: CNBCIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini