Ekonomi Global Dibayangi Resesi, Negara G20 Rapatkan Barisan

Redaksi Redaksi
Ekonomi Global Dibayangi Resesi, Negara G20 Rapatkan Barisan
Arsitektur kesehatan global, transformasi digital, serta transisi ekonomi berkelanjutan diprioritaskan dalam G20.

JAKARTA - Negara anggota G20 berkomitmen menjaga koordinasi dalam implementasi kebijakan fiskal dan moneter yang saling mendukung, serta memandang penting stabilitas sistem keuangan dan reformasi struktural dalam menghadapi tekanan global yang kian meningkat saat ini. Terlebih dengan adanya ancaman resesi global.

Demikian mengemuka dalam pertemuan ketiga sekaligus pertemuan terakhir dalam rangkaian Framework Working Group (FWG) Presidensi G20 2022.

Lantunan gamelan dari pertunjukan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 5 Bali jurusan seni membuka pertemuan hibrid yang dihadiri negara anggota G20, negara undangan, dan organisasi internasional tersebut di Kuta, Bali pada 29-30 September 2022.

"Genapnya pertemuan FWG yang berjalan dengan lancar, telah menunjukkan kapabilitas kepemimpinan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi maupun fragmentasi geopolitik," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (30/9/2022).

FWG 2022 yang dipimpin oleh Indonesia dengan India dan Inggris sebagai co-chair merupakan tim kerja G20 yang fokus mendiskusikan upaya untuk mendorong pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif. Pada hari pertama, International Monetary Fund (IMF) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mengawali pertemuan dengan asesmen dan outlook ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi global akan kembali mengalami perlambatan yang lebih dalam. Perang di Ukraina telah mendorong kenaikan harga pangan, komoditas, dan energi.

Tekanan pada rantai pasok masih berlanjut dan pasar tenaga kerja yang belum pulih menambah problematika perlambatan ekonomi yang diiringi peningkatan tekanan inflasi pada hampir seluruh sektor ekonomi, sehingga meningkatkan biaya hidup dan berdampak signifikan terutama kepada kelompok rentan.

Lebih lanjut, mengemuka pentingnya kebijakan moneter untuk fokus dalam menurunkan inflasi, dan kebijakan fiskal untuk membantu kelompok rentan dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sulit, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan fiskal.

Negara anggota juga memandang perlunya menjaga stabilitas keuangan dan juga melanjutkan reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong kapasitas demi pertumbuhan.

Komitmen

Negara G20 terus menyampaikan komitmennya untuk menjaga koordinasi dalam implementasi kebijakan fiskal dan moneter yang saling mendukung.

Negara G20 menekankan pentingnya bauran kebijakan dalam mengatasi tantangan dan kebijakan yang dikalibrasi, direncanakan dan dikomunikasikan dengan baik agar perekonomian dapat pulih lebih cepat dan kuat.

Lebih lanjut, seiring dengan krisis energi yang diperkirakan akan cukup lama, banyak negara anggota juga menekankan pentingnya reformasi sektor energi melalui percepatan transisi menuju energi terbarukan.

Hari kedua pertemuan berfokus pada tingginya harga pangan dan ancaman risiko ketahanan pangan. Harga pangan tahun 2022 meningkat secara signifikan yang diperparah dengan peningkatan harga energi dan pupuk, bencana kekeringan yang terjadi di beberapa negara, dan juga tingkat hutang yang tinggi menjadi hambatan pembiayaan ketahanan pangan.


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini