Saling Silang Biang Kerok Gelombang PHK Massal, Ini Sebabnya

Redaksi Redaksi
Saling Silang Biang Kerok Gelombang PHK Massal, Ini Sebabnya
Foto: Suasana sepi pabrik garmen PT. Fotexco Busana International, Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11/2022). (Tangkapan layar CNBC Indonesia TV)

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat menyebut banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di pabrikan tekstil karena relokasi pabrik dari wilayah dengan upah minimum tinggi ke wilayah dengan upah minimum rendah. Namun, perwakilan pengusaha pabrik sepatu menyanggah pernyataan tersebut.

"Jadi kita katakan itu tidak terkait relokasi pabrik, dari pabrik dengan UMK tinggi di Banten dan Jabar ke daerah yang Jawa tengah. Kita klarifikasi pernyataan Bu Menteri," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Firman Bakri kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/11/22).

Buktinya ada pabrik di wilayah tujuan relokasi yang terkena PHK. Hal ini menjadi indikasi bahwa pabrik di wilayah UMP tinggi maupun rendah sama-sama rentan terjadi PHK karena pasar ekspor produk industri alas kaki hingga garmen sedang terganggu.

"Ada pabrik kita yang orientasi ekspor. Dia pabriknya di lokasi yang UMKnya lebih rendah, dia nggak punya pabrik di UMKnya tinggi. Itu juga udah di PHK. Jadi ini PHK nggak terkait relokasi," sebut Firman.

Penyebab utama terjadinya PHK karena dampak inflasi dan perlambatan ekonomi global, akibatnya pabrik industri berorientasi ekspor terkena dampak karena menurunnya permintaan. Pabrik di tempat asal atau hasil Relokasi sama-sama terkena dampaknya.

"Yang sudah lebih 5 tahun, pabriknya itu punya pabrik satelit. Misalnya sekarang kan pindah ke Jabar sana, di Majalengka, Cirebon, Garut, Subang itu daerah relokasi. Di Jateng juga ada relokasi. Relokasi Bukan bedol pabrik 1 pabrik pindah, ngga. Jadi pabrik di Jateng Jabar ada, sementara di tempat asal secara bertahap dikurangi. Jadi bukan tiba-tiba bangun pabrik, pindah," ujar Firman.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menduga ancaman PHK yang terjadi di industri padat karya terjadi karena relokasi pabrik.

"(Makanya) Akan kita perhatikan lebih detail fenomena relokasi dari posisi manufaktur di Indonesia, terutama dari daerah yang relatif upahnya tinggi ke daerah yang relatif upahnya rendah," ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Kamis (3/11).

(sumber: CNBCINdonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini