Masjid Putih Telur Terkenal Seantero Batam

Redaksi Redaksi
Masjid Putih Telur Terkenal Seantero Batam
foto: manusia sejarah
Masjid Putih Telur Terkenal Seantero Batam.
BATAM - Selain dikenal sebagai provinsi kepulauan, Batam punya wisata religi. Salah satunya Masjid bersejarah di Pulau Penyengat.
 
Masjid ini bernama Masjid Raya Sultan Riau, merupakan masjid bersejarah yang berlokasi di Pulau Penyengat yang merupakan salah satu obyek wisata di Kepulauan Riau. Masjid ini memiliki sejarah yang menarik.
 
Diakui Sapril Sembiring, pemandu wisata mengaku banyak wisatawan menyebutnya Masjid Putih Telur. Mengapa disebut Masjid Putih Telur?
 
Awalnya masjid ini dibangun Sultan Mahmud, lalu tahun 1832, masjid ini dibangun kembali dengan gotong royong. Saat pembangunan masjid tersebut, Sultan dari Johor mengirimkan telur sebagai konsumsi bagi para warga yang bergotong royong.
 
Namun, warga setempat tidak menyukai bagian putih telurnya, sehingga hanya memakan kuningnya saja. Karena tidak ingin membuang makanan dan menjadikannya mubadzir, mereka kemudian mencampurkan putih telur ke bahan-bahan bangunan yang dipakai untuk membangun masjid. Putih telur dicampurkan ke dalam adonan kapur, pasir dan tanah liat.
 
Hingga saat ini, masjid berukuran 18 x 20 meter tidak pernah direnovasi atau merubah bentuk bangunan. Warga hanya mengecatnya ulang supaya terlihat bersih.
 
Masjid Raya ini menjadi masjid yang digunakan untuk kegiatan keagamaan hingga saat ini. di kanan dan kirinya ada sebuah bangunan terbuat dari kayu yang diberi nama Rumah Sotoh.
 
Dulu, Rumah Sotoh ini tidak memiliki atap dan digunakan untuk kegiatan seperti mengaji. Namun, saat ini kedua Rumah Sotoh itu telah diberi atap.
 
Di dalam Masjid Putih Telur ini ada dua buah Al Quran tulisan tangan yang tersimpan rapi di dalam masjid. Al Quran tersebut merupakan tulisan tangan dari Abdurrahman Stambul, seorang penduduk dari Pulau Penyengat.
 

"Di dalam ada Al Quran yang ditulis tangan asli. Itu sangat menarik," ucap Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada Okezone di Pulau Penyengat, Minggu 22 Februari 2015.

Perpaduan warna bangunan masjid yang kuning dengan warna langit yang biru bersih memberikan pemandangan yang sangat indah. Karena posisinya yang terletak di bukit, pengunjung bisa melihat pemandangan laut dan kota Tanjung Pinang yang ada di Pulau Bintan.

Jika ingin berkunjung ke sini, bisa berangkat dari Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura. Dari pelabuhan ini, hanya butuh waktu sekira lima menit untuk sampai di Pelabuhan Tanjung Penyengat. Untuk menuju masjid, pengunjung hanya perlu jalan kaki karena letaknya begitu dekat.


(jjs/okezone)

Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini