PEKANBARU, riaueditor.com - Asisten III Setdaprov Riau, Syahrial Abdi mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengapresiasi Hervy Shendyka Wiratama dan Dwita Okta Amelia Herdian sebagai perwakilan Provinsi Riau menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara pada 17 Agustus lalu.
"Atas nama Gubernur Riau dan Pemprov Riau kita merasa bangga bahwa aset terbaik kita yaitu putra/putri kita juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah dalam pengibaran bendera Merah Putih tahun ini dalam rangka peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia," jelasnya saat dikonfirmasi usai menyambut kedatangan Paskibraka Nasional 2021 perwakilan Provinsi Riau di VIP Lancang Kuning Pekanbaru, Sabtu (21/8/2021).
Dengan prestasi yang membanggakan tersebut, kedua putra/putri terbaik Riau ini diharapkan bisa menjadi motivasi atau contoh bagi generasi-generasi muda Riau. Hal itu membuktikan bahwa semua anak-anak Riau dan masyarakat Riau punya kesempatan yang sama untuk berprestasi.
Salah satu perwakilan Provinsi Riau dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional, Dwita Okta Amelia Herdian mencoba membagikan pengalamannya menjadi anggota Paskibraka Nasional 2021.
Siswi di SMA Negeri 1 Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ini terpilih menjadi anggota Paskibraka Nasional setelah melalui tahap seleksi yang berlangsung selama 4 hari di Pekanbaru, mulai tanggal 19-22 Mei 2021 lalu.
Dwita mengungkapkan dirinya berhasil terpilih menjadi utusan Provinsi Riau karena sudah mengikuti seleksi mulai dari seleksi fisik, mental, pengetahuan sejarah dan lainnya. Remaja berusia 16 tahun ini awalnya tidak menyangka terpilihnya.
"Menjadi perwakilan Provinsi Riau yang berarti saya diberi tanggung jawab dari para ibu dan bapak di Dinas Pemuda dan Olahraga, kakak pelatih serta yang bersangkutan untuk menjadi perwakilan Provinsi Riau," jelasnya dikonfirmasi saat tiba di VIP Lancang Kuning Pekanbaru, Sabtu (21/8/2021).
Ia mengaku, menjalani latihan di masa pandemi Covid-19 membutuhkan kesabaran dan kekuatan yang ekstra. Meskipun dalam situasi pandemi, anggota Paskibraka Nasional 2021 tetap dituntut disiplin, tenang, dan patuh terhadap protokol kesehatan.
"Perubahannya di masa pandemi ini banyak dan tantangannya berat. Dimana yang biasanya kita latihan tidak pakai masker sekarang malah double mask, jadi sesak. Serta bagaimana caranya kita tetap tahan nafas, jaga badan dan sikap saat lagi PBB, ini harus betul-betul tenang," ungkap Dwita.
Tidak hanya itu, dalam situasi serba terbatas, Dwita mengaku masa perkenalan dengan teman-teman dari daerah lainpun agak sulit karena harus menjaga jarak. Selain membatasi interaksi dengan para peserta lainnya, untuk makan pun di kamar masing-masing.
"Di sana kami dikasih vitamin, dan makannya harus selalu habis, kalau masker sudah basah harus diganti, kami juga diswab 3 kali sehari," tambahnya.
Namun remaja asal Rokan Hulu ini tidak patah semangat, ia bisa mengambil kondisi keterpurukan menjadi sebuah pelung untuk menorehkan prestasi dimasa mudanya yakni dengan terpilih menjadi anggota Paskibraka Nasional 2021.
"Memang perubahannya banyak dan serba dibatasi, tapi ini jadi kesempatan dan peluang dimasa pandemi untuk bisa berprestasi dan membanggakan orang tua, provinsi, kabupaten serta sekolah sehingga bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman lainnya," imbuhnya.
Saat ditanya momen bahagia berjumpa Kepala Negara, Dwita mengatakan ia sangat senang karena bisa bertemu secara langsung dengan Presiden Joko Widodo.
"Sebelumnya saya belum pernah jumpa Presiden, dan ini menjadi suatu kebanggaan, dan saya merasa terhormat bisa diundang dan bergabung dalam pengukuhan anggota Paskibraka Nasional 2021 yang dikukuhkan langsung pak Presiden," ujarnya penuh semangat.
Sementara, Hervy Shendyka Wiratama mengaku baru pertama berpisah dengan orang tua untuk jarak dan waktu yang cukup lama. Namun hal itu harus dilakukannya demi menggapai prestasinya menjadi anggota Paskibraka dalam HUT ke-76 Republik Indonesia tahun 2021.
"Ini pertama kali saya berpisah dari orang tua saya dalam melakukan pendidikan, saat latihan di Jakarta saya merasa rindu kepada orang tua saya," ujarnya dengan nada lirih.
Hervy mengaku, rasa rindu sedikit terobati manakala bisa menelepon dan mendengar kabar orang tua dalam keadaan sehat. Ia berharap kedepan bisa menjadi pribadi lebih baik dan membanggakan orang tua, serta sukses dan bisa mencapai cita-cita yang diinginkan.(MCR)